Istilah retorika secara etimologi berasal dari Bahasa Latin “Yunani Kuno” (Rhetorica) yang berarti “seni berbicara”. Dalam bahasa Inggris kata retorika menjadi “Rhetroic” yang berarti “kepandaian berpidato atau berbicara”.

Titik tolak retorika adaah berbicaraBerbicara adalah salah satu kemampuan khusus  pada manusia. Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik ( Kunst, gut zuraden atau Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan terampilan teknis ( ars, techne). Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika Modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan kesanggupan berbicara.

Secara terminologi, retorika dikenal dengan istilah “The art of speaking” yang artinya “seni di dalam berbicara atau bercakap”, sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa, pengertian retorika ialah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik dan pesona, sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan tergugah perasaannya.

Istilah Retortika muncul bermula di Yunani sekitar pada abad ke-5 sebelum masehi. Pada saat itu Yunani sebagai pusat kebudayaan barat dan para filsufnya saling berlomba untuk mencari apa yang mereka anggap sebagai kebenaran. Pengaruh kebudayaan Yunani ini menyebar sampai ke dunia timur seperti Mesir, India, Persia bahkan Indonesia. Retorika mulai berkembang pada zaman Socrates, Plato dan Aristoteles, selanjutnya kemudian retorika berkembang menjadi ilmu pengetahuan dan dianggap sebagai guru pertama dalam ilmu retorika ialah Georgias (480-370 SM).