Oktavianus (2006:25) mengatakan, istilah wacana mengan-dung pengertian yang kompleks dan kadang-kadang tidak mudah untuk dijelaskan. Sebuah wacana erat kaitannya dengan penggunaan bahasa. Sebuah wacana juga dapat dianggap sebagai sebuah teks plus konteks. Di sisi lain, wacana sering diartikan sebagai gagasan semata, belum tentu dapat direalisasikan. Dalam kalimat, ”Pemberian kredit kepada mahasiswa baru sebatas wacana,” misalnya, dapat diartikan ’ide, pikiran, gagasan semata’. Penggunaan kata wacana pada kalimat di atas termasuk dalam ranah lain (baca: politik), bukan dalam kaitannya dengan aspek kebahasaan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rani, Arifin, dan Martutik (2006:3) bahwa kata wacana dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengacu pada bahan bacaan, percakapan, dan tuturan. Dalam buku-buku pelajaran bahasa Indonesia – mulai SD sampai SMA – pengertian itu masih dijumpai, khususnya pada bagian pelajaran membaca.

Dalam kajian ini, wacana digunakan sebagai padanan istilah discourse. Artinya, lebih mengarah pada ranah kebahasaan (linguis-tik). Jadi, pembelajaran analisis wacana betemali dengan kajian per-kembangan linguistik.