Retorika dan Konsep Diri
Dalam setiap interaksi sosial, komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk persepsi dan mempengaruhi pandangan orang terhadap diri mereka sendiri serta orang lain. Konsep diri merupakan gambaran mental individu terhadap dirinya sendiri , yang terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Di sisi lain, retorika, sebagai seni atau ilmu berbicara yang efektif, memiliki kekuatan untuk membentuk, memperkuat, atau bahkan mengubah konsep diri seseorang melalui penggunaan Bahasa yang tepat dan strategi komunikasi yang terampil.
Topik ini akan menggali hubungan yang kompleks antara retorika dan konsep diri. Materi ini membahas bagaimana retorika dapat mempengaruhi dan membentuk konsep diri seseorang, sekaligus melihat bagaimana konsep diri memengaruhi cara individu menggunakan retorika dalam interaksi sosial mereka. Pemahaman yang mendalam tentang hubungan ini tidak hanya penting dalam konteks akademis, tetapi juga memiliki implikasi yang dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk psikologi, komunikasi, politik, dan budaya.
Dengan memahami keterkaitan antara retorika dan konsep diri, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaiamana individu membangun identitas mereka sendiri, berkomunikasi dengan orang lain, dan mempengaruhi dunia disekitar mereka. Melalui penelusuran konsep ini, kita mendapatkan pemahaman yang lebih kaya tentang kompleksitas manusia dalam konteks komunikasi dan interaksi sosial.
PENGERTIAN RETORIKA
Retorika atau dalam bahasa inggris nrhetoric bersumber dari perkataan latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke-5 sebelum masehi untuk pertama kali dikenal suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagai fenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa yunani"rhetorike" yang dikembangkan diyunani purba, kemudian abad abad berikutnya dikembangkan di romawi dalam bahasa latin "retorika" (dalam bahasa inggris "rhetoric" dalam bahasa Indonesia "retorika").
Clenth brooks dan Robbert Penn Warren dalam bukunya, modern rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit; mengenai bicara, dan pengertian luas, penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh karena itu, ada sementara orang yang mengartikan retorika sebagai public speking atau pidato didepan umum, banyak juga yang beranggapan bahwa retorika tidak hanya berarti pidato didepan umum, tetapi juga termasuk senik menulis.
Menurut plato retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi rakyat. Bagi Aristoteles retorika adalah seni prsuasi, suatu uraian yang harus singkat, jelas dan meyakinkan dengankeindahan bahasa yang disusun untuk hal hal yang bersifat memperbaiki(corrective), memerintah(instructive), mendorong(suggestive) dan mempertahankan (defensive). Menurut cicero kecakapan retorika menjadi ilmu, sistematika retorika mencakup dua tujuan po
kok yang bersikap "suas
s
io"
(anjuran) dan "dissuasion" (penolakan).
PENGERTIAN KONSEP DIRI
Konsep diri merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu self schema. Istilah dalam psikologi memiliki dua arti yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan sesuatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri (Suryabrata, 1982).
Calhoun & Acocella mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran diri seseorang. Sedangkan Burns mendefinisikan bahwa konsep diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencakup pendapatnya terhadap diri sendiri, terhadap gambaran diri di mata orang lain dan pendapatnya tentang hal hal yang dicapai. Mereka menjelaskan bahwa konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri. (Acocella,1990).
Harlock mengungkapkan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosal, emosional, aspirasi dan prestasi yang mereka capai.
Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada individu. (Elizabeth,1997) Konsep diri adalah aspek diri yang paling penting, konsep diri bukanlah factor yang dibawa sejak lahir, melainkan factor yang dibentuk dan dipelajari dari pengalaman individu dan berhubungan dengan orang lain. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli, bahwa konsep kita mengenai diri kita sendiri yang meliputi dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivaasi, kelemahannya, kegagalan, dan kepandaiannya.
Menurut Burns (1993:vi) "konsep diri adalah satu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan. Pikiran atau pendapat orang lain mengenai diri kita, dan saperti apa diri kita yang kita inginkan". Broks (dalam Rakhmat 1989:99) „mendefinisikan konsep diri sebagai segala persepsi tentang diri sendiri, secara fisik, sosial, dan psikologis yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan or
ang lain‟. Menurut Santrock (2002:356) "konsep diri mengacu pada evaluasi bidang spesifik dari diri sendiri".
Jadi dari berbagai definisi yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan sikap, perasaan dan pandangan individu tentang dirinya sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang meliputi fisik, psikis, sosial, aspirasi dan prestasi yang nantinya akan menentukan langkah- langkah individu dalam melakukan aktifitas sesuai dengan gambaran yang ada pada dirinya. Konsep diri merupakan gambaran dari keyakinan yang dimiliki tentang diri mereka sendiri secara luas baik mengenai fisik, psikologis, sosial dan emosional.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Menurut Inge Hutagalung faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah:
1)
Orang lain Seseorang mengenal tentang dirinya dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Konsep diri seseorang individu terbentuk dari bagaimana penilaian orang lain mengenai dirinya. Orang yang paling berpengaruh pada diri seseorang adalah orang- orang yang disebut significant others, yaitu orang-orang yang sangat penting bagi diri seseorang. Ketika kecil, significant others adalah orang tua dan saudara. Dari merekalah seseorang membentuk konsep dirinya. Dalam perkembangannya significant others meliputi semua orang yang memengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan seseorang. Ketika individu telah dewasa, maka yang bersangkutan akan mencoba untuk menghimpun penilaian semua orang yang pernah berhubungan dengannya. Konsep ini disebut dengan generalized others, yaitu pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan keseluruhan pandangan orang lain terhadap dirinya.
2)
Kelompok acuan (reference group) Dalam kehidupannya, setiap orang sebagai anggota masyarakat menjadi anggota berbagai kelompok. Setiap kelompok memiliki norma- norma sendiri. Diantara kelompok tersebut, ada yang disebut kelompok acuan, yang membuat individu mengarahkan perilakunya sesuai dengan norma dan nilai yang dianut kelompok tertentu. Kelompok inilah yang memengaruhi konsep diri seseorang. Sementara itu, Fitts Hendriati Agustiani konsep diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. 2) Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain. 3) Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarmya
2
Sedangkan, Syamsul Bachri Thalib menyebutkan "faktor
-faktor yang mempengaruhi konsep diri mencakup keadaan fisik dan penilaian orang lain mengenai fisik individu; faktor keluarga termasuk pengasuhan orang tua,pengalaman perilaku kekerasan, sikap saudara, dan status sosial ekonomi; dan faktor lingkungan sekolah".
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri seseorang dipengaruhi oleh orang lain, kelompok rujukan, pengalaman, kompetensi, aktualisasi diri, status sosial ekonomi, dan lingkungan sekolah.
PENGARUH KONSEP DIRI PADA KOMUNIKASI RETORIKA
1)
Nubuat yang dipenuhi sendiri
Konsep diri merupakan factor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan sikap dirinya.kecendrungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Bila anda berpikir anda orang bodoh, anda akan benar benar menjadi orang bodoh. Bila anda merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan,maka persoalan apapun yang anda hadapi pada akhirnya dapat anda atasi. Anda berusahahidupsesui label yang anda lekatkan pada diri anda. Hubungan konsep diri denganprilaku,mungkin dapat disimpulan dengan ucapan para penganjur berpikir positif.
2)
Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Denganmembuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada diri kita. Bila konsep diri sesui dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cendrung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain.
3)
Percaya diri (self confidence)
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif, timbul dari kurangnyakepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cendrung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejek atau menyalahkannya. Dalam
diskusi, ia akan lebih banyak diam. Dalam pidato, ia berbicara terpatah-patah.Tentu tidak semua aprehensi komunikasi di sebabkan kurangnya percaya diri; tetapi diantara berbagai faktor, percaya diri adalah yang paling menentukan. Dalam komunikasi, kita masih dapat mengunakan nasihat tokoh psikosibernetik yang popular, untuk meningkatkan percaya diri, menimbulkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
4)
Selektivitas Konsep diri memengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri memengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita memersepsi pesan itu, dan apa yangkita ingat,"tulis Anita Taylotet al (1977:112). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan selektif( selektive exposure), persepsi selektif (selektive perception), dan ingatan selektif (selektive attention).
Last modified: Wednesday, 6 November 2024, 1:04 PM