Pasangan Infertil
A. Definisi Infertilitas
Menurut beberapa ahli infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi selama satu tahun, Djuwantono (2008). Infertilitas (ketidaksuburan) merupakan suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu satu tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun. Atau infertilitas merupakan ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan.
B. Jenis-jenis Infertilitas
Munurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Infertil Primer
Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertil Sekunder
Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Sebanyak 60% - 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada satu tahun usia pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 pernikahan mereka. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak akan memiliki anak, Djuwantono (2008).
C. Ciri-ciri Pasangan yang Mengalami Infertilitas
Pasangan yang mengalami infertilitas memiliki ciri-ciri berikut :
- Pasangan tersebut memiliki keinginan untuk memiliki anak.
- Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, isteri belum mendapatkan kehamilan
- Melakukan hubungan seksual 2-3 kali dalam seminggu dalam kurun waktu satu tahun
- Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Infertilitas
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita adalah karena terjadinya beberapa gangguan, yaitu :
a. Gangguan Organ Reproduksi
- Terjadinya infeksi pada vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma, serta pengkerutan vagina yang akan menyebabkan terhambatnya transportasi sperma ke vagina.
- Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mucus yang berada di serviks sedikit, maka perjalanan sperma ke dalam rahim akan terganggu. Selain itu bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak bias masuk ke dalam rahim.
- Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang menyebabkan adhesi tuba falopii dan terjadi abstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
b. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus dan hipofise.Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.
c. Kegagalan Implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik.
Adapun pada pria, faktor-faktor yang menyebabkan infertilitas yaitu karena adanya beberapa kelainan umum :
- Abnormalitas sperma ; morfologi dan motilitas.
- Abnormalitas ejakulasi ; ejakulasi retrograde dan hipospadia.
- Abnormalitas ereksi
- Abnormalitas cairan semenperubahan PH dan perubahan komposisi kimiawi.
- Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jarinagn parut sehingga terjadi penyempitan obstruksi pada saluran genital
- Lingkungan : radiasi, zat kimia dan obat-obatan.
E. Penanganan Infertilitas
Menurut Permadi (2008) beberapa cara dalam menangani infertilis, yaitu :
a. Penanganan infertilitas pada wanita
- Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital.
- Pemberian terapi obat
- Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat.
- Testosteron Enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan.
- FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
- Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
- Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.
- Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
F. Masalah yang Timbul Dalam Pernikahan Akibat Infertilitas
Vaughan (dalam Santoso, 1994) mengemukakan bahwa masalah umum yang sering terjai alam keluarga pasangan infertil adalah sebagai berikut :
a. Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan sikap tidak berterus terang , tidak jujur, suka menyembunyikan sesuatu atau hal-hal tertentu untuk kepentingan pribadi (KBBI :1991). Perselingkuhan merupakan keterlibatan seksual dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan resminya.
b. Poligami
Dalam istilah antropologi sosial, Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau isteri (sesuai dengan jenis kelamin yang bersangkutan).
c. Adopsi
Adopsi merupakan pengangkatan anak, yang merupakan suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dar lingkungan kekuasaan orang tuanya atau walinya yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan keluarga orang tua angkat.
d. Tekanan dari keluarga
Salah satu masalah yang juga akan terjadi pada pasangan yang mengalami infertilitas adalah adanya tekanan dari kalangan keluarga yang selalu menuntut pasangan untuk menghasilkan keturunan. Namun seharusnya orang tua maupun kalangan keuarga agar tidak menyudutkan anak-anak mereka yang telah menikah namun belum memiliki keturunan.
Berikan mereka dukungan tulus, bukan desakan. Hindari kata-kata yang membandingkan mereka dengan pasangan lainnya karena hal tersebut hanya akan menyinggung dan menyakiti perasaan mereka. Selain itu bersikaplah adil dengan tidak menyalahkan salah satu pihak.
e. Gunjingan
Gunjingan dari lingkungan atau masyarakat biasanya akan timbul seiring ketidakhadiran anak pada pasangan infertil.
f. Perceraian
Perceraian merupakan kalminasi dari penyelesaian perkawinan yang buruk, dan yang terjadi bila antara suami-istri sudah tidak mampu mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak.