12.5 Akuntansi Sewa

12.5 AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEE MENURUT SAK ETAP BAB 17

 

Peristiwa – peristiwa yang telah terjadi di perusahaan dalam rangka sewa perlu diidentifikasi yang kemudian barulah dapat dilakukan pencatatan sesuai dengan akunnya masing. Berikut akan dijelaskan cara memperlakukan transaksi khususnya akuntansi sewa yang terjadi menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik BAB 17 (IAI:2009:83) :

Sewa Pembiyayaan

 

a.        Pada awal masa sewa, lessee wajib mengakui hak dan kewajiban dalam sewa pembiayaan sebagai asset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah nilai residu (harga opsi) yang harus dibayar oleh lessee pada akhir masa sewa.

b.        Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dan pembayaran sewa adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh lessor atau tingkat yang berlaku pada awal masa sewa

c.        Selama masa sewa, setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai angsuran pokok kewajiban dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban lessee.

d.        Lessee harus menyusutkan atau mengamortisasikan asset sewaan dalam pembiayaan.


 

e.        Apabila asset sewaan dibeli sebelum berakhirnya masa sewa, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban diakui keuntungan serta kerugian pada periode terjadinya.

f.         Dalam hal dilakukannya transaksi jual dan sewa balik (sales and leaseback) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi perjualan serta transaksi sewa. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat asset yang dijual harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan beban penyusutan asset sewaan jika sewa balik merupakan sewa pembiayaan atau secara proporsional dengan beban sewa apabila sewa balik merupakan sewa opersasi.

g.        Kewajiban sewa harus disajikan terpisah dari kewajiban yang lainnya.

h.        Lessee harus mengukapkan hal-hal sebagai berikut :

 

1.        Jumlah pembayaran sewa yang harus dibayar selama masa sewa,

2.        Penyusutan asset sewaan yang dibebankan dalam periode berjalan,

3.        Jaminan yang diberikan sehubungan transaksi sewa,


 

4.        Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi jual dan sewa balik,

5.        Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam pembayaran masa sewa.

Sewa Operasi

 

a.        Pembayaran sewa merupakan beban sewa yang diakui berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa, meskipun pembayaran sewa dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

b.        Lessee diwajibkan mengungkapkan hal-hal berikut :

 

1.        Jumlah pembayaran sewa yang harus dibayar selama masa sewa.

2.        Jumlah pembayaran sewa selama periode berjalan yang diakui sebagai beban sewa.

3.        Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa.

 

4.        Keuntungan maupun kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan transaksi jual dan sewa balik.

5.        Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa.


 

Pada waktu perjanjian sewa diadakan antara pihak lessor dan lessee, maka pada saat itu telah ditentukan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pencatatan transaksi sewa menurut Standard Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik BAB 17 untuk lessee adalah sebagai berikut :

Sewa Pembiayaan

 

1.        Perlakuan akuntansi pada awal perjanjian sewa yang harus dilakukan lessee adalah mengakui hak serta kewajiban berupa pengakuan Aset sebesar harga pasar serta pengakuan maupun pencatatan berkaitan dengan pembayaran security deposit yang disetorkan kepada lessor. Namun pada kenyataannya terdapat penundaan pembayaran sewa pertama sehingga perhitungan Present Value atau nilai sekarang menggunakan metode Present Value Of A Deferred Annuity dengan rincian sebagai berikut :

·         Rumus Present Value of An Ordinary Annuity serta rumus Present Value of A Single Sum untuk menentukan besarnya Aset sewa serta Utang jangka panjang sewa dengan menggunakan metode Present Value Of A Deferred Annuity (Weygandt and Kieso; 2011:312)

1.        Present Value of An Ordinary Annuity

 

1–   1 n

PVF-OA=PMT[ (1+i) ] atau PVF-OA=PMT(PVIF,i,n)

i


 

2.        Present Value of A Single Sum

 

n

 
PV=PVF-OA1   ]

( 1+i)

 

atau

 

PV= PVF-OA (PVIF,i,n)

 

 

Keterangan :

 

PVF-OA   = Present Value Of An Ordinary Annuity Of 1

 

PF              = Present Value Of Single Sum PMT    = Pembayaran Sewa Tiap Bulan i   = Tingkat Bunga

n                = Jumlah Angsuran

 

PVIF         = Present Value Interest Factor

 

 

 

Kendaraan Operasional – sewa     Rp. Xxx Piutang Jaminan                                                      Rp. Xxx

Utang Jangka Panjang – sewa                         Rp. Xxx

 

Kas/ Bank                                                                   Rp. Xxx

 

2.        Perlakuan akuntansi yang dilakukan selama masa sewa berkaitan dengan pembayaran sewa dianggap sebagai angsuran pelunasan Utang sewa dan pembayaran bunga majemuk dengan rincian sebagai berikut :


 

 

 

 

Utang Jangka Panjang – Sewa

 

Biaya Bunga – Sewa

Rp. Xxx

 

Rp. Xxx

 

Kas / Bank

 

Rp. Xxx

 

 

3.        Perlakuan akuntansi terhadap beban depresiasi dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ada pada lessee dengan rincian sebagai berikut :

Beban Depr. Aset – SewaRp. Xxx

 

Akumulasi Depr. Aset – Sewa                                    Rp. Xxx

 

Sewa Operasi

 

1. Perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh lessee dalam melakukan pengakuan serta pencatatan peristiwa maupun aktivitas sewa operasi dilakukan selama masa sewa dengan rincian sebagai berikut :

Beban Sewa                                 Rp. Xxx

 

Kas / Bank                                                                  Rp. Xxx

 

Pelaporan sewa pembiayaan menurut Standard Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik BAB 17 untuk lessee adalah sebagai berikut


 

Neraca (Dalam Rupiah)

ASET

 

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

 

Aset Lancar

 

Utang Jangka Pendek

 

Kas dan Setara Kas

XXX

 

 

Piutang Usaha

XXX

 

 

Piutang Lain-Lain

XXX

Utang Jangka Panjang

 

 

 

 

Utang Kendaraan Op. - Sewa

 

XXX

 

Total Aset Lancar

 

XXX

 

Total Utang Jangka Panjang

 

XXX

 

Aset Tetap

 

 

Modal

 

Aset

XXX

Modal Disetor

XXX

Kendaraan Op. - Sewa

XXX

Laba Tahun Berjalan

XXX

Perlengkapan

XXX

 

 

Akumulasi Penyusutan

(XXX)

 

 

 

Total Aset Tetap

 

XXX

 

Total Modal

 

XXX

 

Total Aset

 

XXX

 

Total Kewajiban & Ekuitas

 

XXX


 

Sedangkan pelaporan akuntansi sewa operasi menurut Standard Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik BAB 17 untuk lessee adalah sebagai berikut :

 

Neraca (Dalam Rupiah)

ASET

 

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

 

Aset Lancar

 

Utang Jangka Pendek

 

Kas dan Setara Kas

XXX

 

 

Piutang Usaha

XXX

Utang Jangka Panjang

 

Piutang Lain-Lain

XXX

 

 

 

Total Aset Lancar

 

XXX

 

Total Utang Jangka Panjang

 

XXX

 

Aset Tetap

 

 

Modal

 

Aset

XXX

Modal Disetor

XXX

Perlengkapan

XXX

Laba Tahun Berjalan

XXX

Akumulasi Penyusutan

(XXX)

 

 

 

Total Aset Tetap

 

XXX

 

Total Modal

 

XXX

 

Total Aset

 

XXX

 

Total Kewajiban & Ekuitas

 

XXX

 


Last modified: Thursday, 17 June 2021, 7:50 AM