15.3 Tahapan dalam Audit Operasional

Tahapan dalam Menjalankan Audit Operasional

Terdapat tiga fase dalam audit operasional, yaitu:

  1. Perencanaan

Perencanaan untuk audit operasional sama dengan perencanaan untuk audit atas laporan keuangan historis. Sesuai dengan standar akuntansi keuangan, auditor operasional harus menentukan ruang lingkup penugasan dan mengkomunikasikannya ke unit organisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Melakukan penugasan dengan benar.
  • Mendapatkan informasi latar belakang mengenai unit organisasi.
  • Memahami sistem pengendalian manajemen sektor publik secara internal.
  • Memutuskan bukti yang memadai untuk diakumulasi.

Perbedaan auditing dan akuntansi yang berkaitan dengan perencanaan audit operasional dan audit keuangan adalahkeragaman yang diciptakan oleh luasnya audit operasional, yang sering membuatnya sulit untuk mengambil keputusan dalam tujuan khusus. Auditor memilih tujuan berdasarkan kriteria yang dikembangkan dalam penugasan, yang bergantung pada kondisi yang ada. Misalnya, tujuan audit operasional atas efektivitas pengendalian internal untuk pengelolaan kas kecil akan sangat berbeda dengan audit operasional untuk efisiensi penelitian dan pengembangan.

Luasnya audit operasional sering membuat penentuan staf menjadi lebih rumit daripada dalam audit keuangan. Hal ini terjadi bukan karena bidang yang berbeda, misalnya pengendalian produksi dan periklanan, tetapi tujuan untuk bidang tersebut sering memerlukan keahlian teknis khusus. Misalnya, auditor mungkin membutuhkan latar belakang teknis untuk mengevaluasi kinerja pada sebuah proyek konstruksi besar.

  1. Akumulasi Bukti dan Evaluasi

Pengendalian internal dan prosedur operasi merupakan bagian penting dari audit operasional, maka biasanya dilakukan dokumentasi, penyelidikan atas klien, prosedur analitis, dan observasi secara ekstensif. Contohnya adalah suatu lembaga yang mengevaluasi keamanan tangga berjalan di sebuah kota. Asumsikan bahwa semua pihak setuju bahwa tujuannya adalah untuk menentukan apakah seorang pengawas membuat pemeriksaan tahunan secara memadai untuk seluruh tangga berjalan di kota tersebut.

Untuk memenuhi tujuan kelengkapan, auditor dapat memeriksa cetak biru bangunan kota dan lokasi tangga berjalan dan menelusurinya ke daftar untuk memastikan bahwa semua tangga berjalan sudah dimasukkan dalam populasi. Pengujian tambahan dilakukan untuk bangunan yang baru dibangun untuk menilai ketepatan waktu atas pembaruan daftar yang berada di pusat.

Dengan asumsi auditor telah menentukan bahwa daftar tersebut lengkap, mereka dapat memilih sampel lokasi tangga berjalan dan mengumpulkan bukti mengenai waktu dan frekuensi inspeksi. Auditor mungkin perlu mempertimbangkan risiko bawaan dengan melakukan pengambilan sampel lebih besar atas tangga berjalan yang usianya lebih tua atau tangga yang sebelumnya cacat keamanannya.

Sama seperti auditor keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan jenis bukti audit yang memadai untuk dijadikan dasar suatu kesimpulan dalam pengujian. Setelah bukti dikumpulkan, auditor harus memutuskan apakah inspeksi atas masing-masing tangga berjalan di kota dilakukan oleh petugas yang kompeten.

  1. Pelaporan serta Tindak Lanjut
Auditor operasional sering menghabiskan waktu untuk mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi audit secara jelas. Pada audit kinerja, saat laporan disusun sesuai persyaratan Buku Kuning, maka komponen tertentu harus disertakan, tetapi bentuk laporan keuangan harus dibebaskan. Tindak lanjut merupakan hal umum dalam audit operasional ketika auditor membuat rekomendasi atas fungsi akuntansi manajemen untuk menentukan apakah terdapat perubahan yang direkomendasikan

Last modified: Monday, 26 June 2023, 9:52 PM