Pandangan Retorika terhadap Kegiatan Berbicara
Kegiatan berbicara pada dasarnya mempunyai pola yang sama dengan berbagai tingkah laku manusia lainnya. Alasannya karena berbicara pun merupakan perwujudan dari tingkah laku manusia. Kegiatan berbicara dalam pandangan retorika tidak lain merupakan wujud verbal dari suatu tindakan atau tingkah laku memusia. Kegiatan berbicara
biasanya berlangsung di suatu medan atau tempat tertentu, ditampilkan oleh seorang pembicara dengan cara-cara dan alat-alat tertentu, dan dilatarbelakangi ileh suatu motif tertentu. Yang menjadi motif inti dari motif-motif yang lainnya adalah dorongan dari dalam diri si pembicara untuk mewujudkan suatu tempat di mana ia bisa mendapatkan posisi yang diidam-idamkannya. Misalnya dalam mengobrol, jika diperhatikan, setiap pembicara ada motif untuk menonjolkan atau menunjukkan dirinya.
Disadari atau tidak, motif ini pasti ada. Yang sering dan kurang disadari adalah ada rasa ingin dihargai, rasa ingin diakui, rasa ingin dihormati, atau rasa-rasa yang lain berkaitan dengan eksistensi diri. Semua hal yang berkaitan dengan eksistensi diri ini merupakan hal yang diidam- idamkan oleh pembicara. Selain itu, retorika juga memberikan tuntunan atau bimbingan, misalnya retorika berusaha menyadarkan pembicara akan motif berbicaranya, bagaimana membaca medan bicara, menampilkan pembicaraan yang sesuai dengan kebutuhan, dan memilih sarana bicara untuk suatu peristiwa berbicara tertentu. Dengan demikian retorika bukan haya memberikan bimbingan, tetapi juga pengetahuan.