Ruang lingkup gender

Ruang Lingkup Gender


Dalam pandangan Psikologi sering terjebak dalam tradisi “memandang sebelah mata” terhadap persoalan perempuan karena perspektif biologis, yaitu bahwa maskulinitas ditandai dengan kekuatan, dominasi, dan keberanian. Dengan demikian, penyerangan laki-laki seringkali dianggap sebagai bentuk kewajaran, atau dengan kata lain itu semua adalah hal yang biasa. Konsep atau kepercayaan ini menimbulkan bias-bias gender antara lain adalah; penekanan pada peran gender tradisional, secara langsung maupun tidak langsung mengindikasikan bahwa perempuan adalah objek seksual laki-laki dan harus menyesuaikan diri dengan peran tersebut.

Saat bayi lahir, mereka sudah mempunyai jenis kelamin, namun belum mempunyai kejeniskelaminan (gender). Jenis kelamin biologis seseorang ditentukan berdasarkan pandangan anatomis fisik, secara budaya ini menjadi akar dari pengalaman, perasaan dan perilaku berdasarkan pengaitan orang dewasa. Dengan cara pembedaan jenis kelamin inilah yang kemudian memunculkan kejenis- kelaminan pada seseorang. Secara biologis laki-laki dan perempuan memiliki organ dan hormon kelamin yang berbeda, juga perbedaan dalam besar dan tinggi rata-rata. Walaupun hanya dengan dasar seperti ini semua citra kolektif sudah meluas, misalnya tentang stereotip atau pelabelan dan ideologi telah menjadi tindakan yang menuju kearah perbedaan dalam pengasuhan anak dan penandaan peran, bahkan ke perbedaan jenis kelamin dalam sejumlah ciri-ciri psikologi.


Last modified: Thursday, 26 September 2024, 2:26 PM