6.3 Etika Investasi

Salah satu kegiatan bisnis dalam ekonomi islam adalah investasi syariah, dalam berinvestasi syariah ada landasan etika yang harus dipahami dan dimiliki oleh pelaku investasi syariah. Dengan harapan esensial dan tujuan dari berinvestasi itu sendiri memiliki makna bagi kehidupan dunia dan akherat. Definisi Etika Secara etimologi, Etika be rasal dari bahasa Yunani (ethikos), dengan arti Sebagai analisis konsep-konsep terhadap aturan benar atausalah. Aplikasi kedalam watak moralitas atau tindakan tindakan moral, dengan bertanggung jawab penuh. Menurut K. Bertens dalam buku Etika, merumuskan pengertian
etika kepada tiga pengertian juga , yaitu :
1.Pengertian dari nilai niai dan norma norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Pengertian dari kumpulan asas atau nilai nilai moral atau kode etik.
3. Etika merupakan sebagai ilmu tentang baik dan buruk.
Menurut Ahmad Amin memberikan batasan bahwa etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Wiwin Koni, 2015: 2015: 67).
Etika dapat diartikan sebagai sikap untuk memahami opsi opsi yang harus diambil di antara sekian ban yak tindakan yang ada. Etika tidaklah ditafsisebagai sesuatu yang merampas kebebasan manusia dalam berbuat. Etika dalam dunia bisnis dapat diartikan sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah daam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau tujuan tujuan bisnisnya dengan selamatFaisal Badroen dan M. Arief Mufraeni, 2006: 5). Secara umum investasi dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keuangan saja. Tetapi ada pula investor yang kegiatan investasinya dengan mempertimbangkan aspek nilainilai sosial dan agama. Investor yang telah melakukan kegiatan tersebut dapat disebut Ethical Investment atau Socially Responsible Investment (SRI). Perkembangan Ethical Investment. di Indonesia dikenal dengan investasi syariah sebagaimana Wilson (1997), Islamic investment dikatakan sebagai Ethical Investment, pada dasarnya samasama mempertimbangkan nilai nilai yang dianut dalam kegiatan investasi dan melakukan proses screening dalam pembentukan suatu sekuritas Rizki Dwi Kurniawan dan Nadia Asandimitra ). Ethical investment goes back to the attempts of some religious institutions to avoid the so-called sin industries such as gambling and tobacco. Ethical investing is defined as the use of ethical and social criteria to select and manage investment portfolios, while ethical funds are defined as those that exclude one or more company groups from their portfolio for nonfinancial reasons. Ethical investment considers the characteristics of potential investment along with expected risks and returnThe economic viability of ethical investing is a controversial issue. Proponents of ethical investing argue that screening potential investment opportunities with both financial and ethical criteria makes positive social and economic contributions. By screening potential investments, ethical investors ensure that the investments they select are consistent with their personal values, raise awareness to firms that are not responsive to ethical concerns and put pressure on unresponsive firms to social and ethical concerns to change. Advocates of ethical investing argue that a company that adopts and implements an effective corporate responsibility policy is better positioned to avoid any environmental and social crises that could lead to reputation damage, higher production costs, lost production, higher security costs, increased insurance premiums. Good corporate responsibility practice can offer companies range of opportunities to help them secure a competitive advantage. Ethical behavior increases trust as well as enhances and protects corporate reputation. An open dialogue with stakeholders makes it easier for firms to identify risks by highlighting issues before they reach a crisis point. Close stakeholders and community relations can also help companies to secure a license to operate. Furthermore, environmentally superior products can also contribute to product differentiation and developing and strengthening customer loyalty. Firms that are regarded as leaders in environmental and human rights are able to attract and retain talented employees, cut recruitment costs and remain ahead of the competition.(Hussein, Khaled A. 2004).