7.1 Etika

Etika atau etik berasal dari bahasa latin yaitu ethica. Ethos dalam bahasa Yunani berarti norma, nilai, kaidah, ukuran bagi tingkah laku yang baik. Secara umum dapat dikatakan bahwa, etika merupakan dasar moral, termasuk ilmu mengenai kebaikan dan sifat-sifat tentang hak. Atau dengan kata lain, etika berisi tuntunan tentang perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan dengan suatu jenis kegiatan manusia. Etika menjadi penting apabila terjadi perbedaan tata nilai tentang baik-buruk, boleh-tidak boleh dan patut-tidak patut.
Tujuan pokok mengenal etika adalah mempengaruhi dan mendorong kehendak kita supaya mengarah kepada yang bermanfaat dan berguna bagi manusia. Dengan etika, orang akan mampu untuk bersikap kritis dan rasional dalam membentuk pendapatnya sendiri dan bertindak sesuai dengan apa yang dapat dipertanggungjawabkan sendiri. Etika juga dapat membantu manusia membedakan antara tingkah laku atau tindakan yang baik dan yang buruk. Dalam hal inilah terletak kebebasan manusia untuk hanya mengakui norma-norma yang diyakini sendiri sebagai kewaibannya.
Menurut Mustaq Ahmad, 2001, dalam bukunya yang berjudul Etika Bisnis dalam Islam, menyatakan bahwa dalam ajaran islam terdapat 6 etika dasar yang berhubungan dengan bisnis dan perdagangan. Ke-enam etika bisnis tersebut adalah:
  1. Kerja, merupakan etika bisnis nomor satu, karena dalam posisi hidup di dunia manusia harus bekerja. Dalam arti tidak boleh meminta-minta tetapi harus mengerahkan segenap daya upaya baik itu secara fisik dan tenaga sehingga berkeringat, maupun secara ide dan pikiran sehingga menimbulkan tekanan-tekanan mental spiritual.
  2. Jujur, merupakan sifat yang harus berjalan mendampingi norma kerja. Artinya setiap pekerjaan harus dijiwai dengan ruh berupa kejujuran, dalam arti mengatakan yang sebenarnya, tidak mengada-ada, tidak menambahi dan atau mengurangi.
  3. Kebebasan dalam usaha ekonomi, dalam hal ini menjadi penting dalam menegakkan atika bisnis, mengingat tanpa kebebasan berekonomi rasanya akan sulit tercipta mekanisme persaingan bisnis yang sehatdan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Karena dalam etika bisnis, kebebasan senantiasa diiringi oleh tanggung jawab. Dengan kebebasan yang bertanggungjawab, manusia akan diiringi pada suasana bekerja yang sesungguhnya.
  4. Keadilan dan perlindungan
  5. Murah hati
  6. Berdagang bukan riba
Sementara itu, Yusuf Qardhawi, 2001, pengarang buku Norma dan Etika Ekonomi Islam, berpendapat bahwa etika dalam berbisnis dan berniaga dalam islam adalah sangat penting untuk menghindari perselisihan yang tidak perlu.