12.2 Teori & Fungsi Laba
Teori Laba
Pada badan usaha koperasi, laba disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU akan didistribusikan kepada koperasi dan anggota sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Menurut teori laba, tingkat laba pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industri. Beberapa teori yang menerangkan perbedaan tersebut sebagai berikut:
1. Teori Laba Menanggung Risiko
Teori ini, menjelaskan keuntungan ekonomi di atas normal akan doperoleh perusahaan dengan risiko diatas rata-rata.
2. Teori Laba Friksional
Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang.
3. Teori Laba Monopoli
Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna.
4. Teori Laba Inovasi
Dalam teori inovasi, laba yang diatas normal dapat timbul sebagai hasil inovasi yang berhasil. Walau demikian, perusahaan yang telah berhasil dalam inovasi tidaklah kebal dari serangan persaingan dari perusahaan-perusahaan imitator. Perusahaan perlu melakukan inovasi terus-menerus.
5. Teori Laba Efisiensi Manajerial
Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba di atas rata-rata laba normal.
Fungsi Laba
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari perusahaan. Sebaiknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda
bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien. Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota. Tujuan pelaporan laba adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya, pengukuran prestasi manajemen dan kompensasi, dasar penentuan besarnya perencanaan pajak, dan dasar pembagian dividen.
Jenis-Jenis Laba
Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan. Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
1. Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan.
2. Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas- aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karena itu angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
3. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax) merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya di luar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba akhir yang dicapai perusahaan.
4. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham.
Kegiatan Laba
Urutan yang sering dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan untuk laba yang diperoleh nantinya, laba ini akan dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam standar akuntansi keuangan PSAK no. 25 (menurut IAI) disebutkan sebagai berikut “Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporakan kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang dikelola oleh sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang akan disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.”
Laporan Laba/Rugi
Pengertian
Laporan laba-rugi adalah laporan yang disusun secara sistematis berdasarkan standar akuntansi yang memuat tentang hasil operasi selama satu tahun atau periode akuntansi (Bahri, 2020). Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur- unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Komponen Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi terdiri dari semua pendapatan baik pendapatan usaha (operasi) dan pendapatan di luar usaha (operasi), semua beban-beban baik beban usaha (operasi) maupun beban di luar usaha (operasi). Komponen- komponen laporan laba rugi, yaitu:
1. Pendapatan (penghasilan)
Untuk kepentingan akuntansi maka pendapatan diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Pendapatan usaha
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pokok entitas. Pendapatan usaha diperoleh dari penjualan barang dan jasa.
b. Pendapatan di luar usaha
Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari hasil kegiatan pokok. Entitas juga memperoleh pendapatan sampingan berupa pendapatan bunga, pendapatan dividen, pendapatan sewa, dan sebagainya.
2. Beban-beban
Beban dikelompokkan sesuai fungsi pengeluarannya. Beban biasanya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Beban usaha
Beban usaha adalah semua beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan usaha. Pada umumnya, beban usaha dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:
1) Beban pemasaran
Beban pemasaran mancakup keseluruhan beban-beban yang digunakan untuk menyelenggarakan pemasaran atau penjualan barang atau jasa dan pengangkutan. Contohnya, yaitu gaji pramuniaga, iklan (advertising), beban perjalanan, beban angkut penjualan, beban lembur, dan sebagainya.
2) Beban administrasi
Beban administrasi mencakup beban-beban yang terjadi dalam menyelenggarakan pengarahan, pengawasan, dan pelaksanaan tugas-tugas entitas. Contohnya, yaitu gaji pegawai kantor, beban sewa kantor, beban listrik, beban air dan telepon, beban perlengkapan, beban asuransi, beban rapat, pertemuan, dan sebagainya
b. Beban di luar usaha
Beban di luar usaha adalah mencakup beban- beban yang digunakan untuk kegiatan di luar kegiatan pokok atau utama entitas. Contohnya, yaitu beban bunga dan beban lain-lain.
Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menurut Bahri, 2020 yang baik secara umum ada dua bentuk laporan, yaitu:
1. Bentuk Langkah Tunggal atau Metode Sifat Beban
Laporan laba rugi bentuk langkah tunggal adalah semua pendapatan dan semua beban dikelompokkan menjadi satu. Dengan demikian, penyajian pendapatan maupun beban dikelompokkan sesuai dengan sifatnya dan bukan berdasarkan fungsi dalam entitas. Laporan laba rugi bentuk tunggal hanya dikenal dengan satu jenis laba.
2. Bentuk Langkah Bertahap atau Metode Beban Fungsional
Laporan laba rugi bentuk langkah bertahap mengenal berbagai bentuk tahap laba sebelum laba bersih setelah pajak. Pendapatan dan beban dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Penyajiannya memberikan informasi yang relevan dan lebih akurat kepada pengguna laporan. Entitas harus mengungkapkan informasi tambahan berdasarkan sifat beban.