14.4 Pengakuan

Pengakuan

 Mengutip Belkaoui (1993, hlm. 194-195) menunjukkan kondisi perlu (necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang merupakan penguji (test) yang cukup rinci untuk mengakui aset yaitu:

1.      Deteksi adanya aset (Detection of Existence Test).

Untuk mengakui aset, harus ada transaksi yang menandai timbulnya aset.

2.      Sumber ekonomik dan kewajiban (Economic Resources and Obligation Test).

Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka, dibutuhkan, dan berharga.

3.      Berkaitan dengan entitas (Entity Association Test).

Untuk     mengakui     aset,     kesatuan     usaha                   harus mengendalikan atau menguasai objek aset.

4.      Mengandung nilai (Non-zero Magnitude Test).

Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang dapat ditentukan besarnya secara moneter.

5.      Berkaitan dengan waktu pelaporan (Temporal Association Test).

Untuk mengakui aset, semua penguji diatas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal neraca).

6.      Verifikasi (Verification Test).

Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.

Apa yang dikemukakan Belkaoui di atas sebenarnya adalah apa yang disebut dengan kaidah pengakuan (recognition rules) yang merupakan petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat kriteria pengakuan (recognition criteria) FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah apakah suatu kos atau jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi atau kejadian tertentu dapat diasetkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan eksplorasi minyak dan gas bumi, rugi selisih kurs valuta asing, sewa guna, riset dan pengembangan, bunga selama masa konstruksi aset tetap, dan sumber daya manusia.


Last modified: Friday, 12 January 2024, 3:10 PM