5.2 Cara Mengidentifikasi Red Flag

Identifying the “Red Flags” of fraud

Berikut contoh identifikasi redflags dan prosedur audit untuk identifikasi fraud, di lingkungan bisnis yang menggunakan sistem informasi teknologi. Gunakan CAAT, seperti ACL dan IDEA.
1. Vendor fiktif, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Run checks: untuk mengidentifikasi kotak pos kantor yang digunakan sebagai alamat (karena tidak lazim menggunakan kotak pos sebagai alamat) dan untuk mencari informasi/ data kemiripan alamat / nomor telepon/ informasi lainnya antara vendor dengan pegawai perusahaan.
  • Waspada terhadap vendor yang memiliki kemiripan nama atau lebih dari satu vendor memiliki kemiripan alamat atau nomor telepon.
2. Invoice yang Dirubah, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Lakukan test duplikasi
  • Periksa adanya nilai invoice yang tidak sesuai (melebihi) dengan nilai kontrak atau nilai purchase order (PO).
3. Pengaturan Bidding, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Buat ringkasan kontrak dan nilainya per vendor, dan bandingkan ringkasan tersebut ke beberapa tahun sebelumnya untuk mengidentifikasi apakah vendor tertentu telah terlalu sering memenangi bidding.
  • Hitung lama hari antara hari penutupan bidding dan tanggal penyerahan kontrak per vendor untuk mengidentifikasi apakah bidder terakhir secara konsisten memenangi bidding kontrak.
4. Barang/ jasa tidak diterima, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Identifikasi adanya jumlah barang pembelian yang tidak sama (lebih sedikit) dengan jumlah dalam kontrak.
  • Periksa apakah tingkat saldo persediaan berubah seiring dengan adanya penerimaan barang.
5. Duplikasi faktur, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Reviu adanya duplikasi nomor invoice, duplikasi tanggal, dan duplikasi nilai invoice.
6. Kemahalan harga, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Bandingkan harga barang sejenis diantara para vendor, untuk melihat apakah harga dari vendor tertentu terlalu tinggi secara tidak rasional.
7. Kelebihan jumalh pembelian, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Review adanya kenaikan inventory yang tidak dapat dijelaskan.
  • Tentukan apakah jumlah pembelian inventory, sesuai dengan tingkat produksi. Misal tingkat produksi mingguan = 1.000 unit, namun tingkat pembelian mingguan = 1.200 unit.
  • Identifikasi apakah ada kenaikan jumlah barang dipesan, dibandingkan dengan kontrak / tahun sebelumnya atau dibandingkan dengan pabrik lainnya.
8. Duplicate payments, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Identifikasi adanya nomor invoice yang sama, namun dibayar beberapa kali (duplikasi).
  • Identifikasi adanya permintaan berulang untuk refunds atas inovice yang telah dibayar dua kali (double).
9. Carbon copies, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Identifikasi adanya duplikasi pencairan atas cek yang sama.
  • Lakukan identifikasi adanya gaps dalam nomor urut check.
10. Duplikasi nomor seri urut, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Tentukan apakah peralatan bernilai tinggi yang telah dimiliki oleh perusahaan, namun dibeli kembali, dengan cara identifikasi adanya duplikasi nomor seri urut dan adanya keterlibatan personeh yang sama dalam proses pembelian dan pengiriman peralatan tersebut.
11. Payroll fraud, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Identifikasi apakah terdapat pegawai yang telah pensiun, namun masih terdaftar di daftar gaji, dengan cara bandingkan tanggal terminasi dengan periode pembayaran gaji, dan ekstak seluruh transaksi pembayaran untuk tanggal terminasi < tanggal pembayaran periode berjalan
  • Cek adanya pembayaran ganda kepada pegawai yang sama untuk periode pembayaran yang sama.
12. Accounts payable, prosedur audit untuk identifikasi:
  • Identifikasi adanya transaksi yang tidak sesuai dengan nilai kontrak, dengan menghubungkan file accounts payable dengan file kontrak dan persediaan, dan dengan cara memeriksa tanggal kontrak, harga, jumlah dipesan, jumlah diterima, jumlah ditagihkan, dan nillai yang bayar per kontrak.

Terakhir diperbaharui: Monday, 25 October 2021, 09:11