14.2 Rumus Altman Z-score model 1

Rumus Altman Z-score

Edward I. Altman pada tahun 1967 mengukur kerentanan bisnis terhadap kegagalan dengan menggunakan statistik multivariat. Dia menggunakan sistem pembobotan dari lima rasio keuangan utama. Dia kemudian merilis hasilnya pada tahun 1968 sebagai model Altman Z-score pertamanya

Z-Score = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5… Model 1

Dimana:

X1 = Modal kerja/Total aset (Working capital/Total assets). Modal kerja sama dengan aset lancar minus kewajiban lancar. Rasio ini memberitahu anda seberapa baik bantalan yang tersedia untuk liabilitas jangka pendek. Jika perusahaan memiliki modal kerja yang relatif tinggi dibandingkan dengan total aset, perusahaan memiliki likuiditas yang relatif baik.

X2 = Laba ditahan/Total aset (Retained earnings/Total assets). Laba ditahan adalah akumulasi laba bersih yang tidak dibagikan ke pemegang saham sebagai dividen. Itu merupakan sumber modal internal. Di laporan keuangan, itu di bagian ekuitas pemegang saham. Perusahaan dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan, termasuk untuk melunasi utang. Semakin tinggi rasio, semakin besar modal internal dan semakin kecil perusahaan tergantung pada utang. Jika perusahaan memiliki sedikit laba ditahan, perusahaan harus mendapatkan modal dari sumber lain, melalui suntikan modal oleh pemegang saham atau utang.

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak/Total aset (Earnings before interest and tax atau EBIT/Total assets). EBIT memberitahu anda laba yang diperoleh perusahaan dari keseluruhan operasinya, sebelum membayar pengeluaran rutin, pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan ke anda profitabilitas, yang mana secara khusus mengukur tingkat pengembalian yang perusahaan hasilkan dari asetnya. Dengan kata lain, jika rasio tinggi, itu menunjukkan perusahaan mampu memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan.

X4 = Nilai pasar ekuitas/Total liabilitas (Market value of equity/Total assets). Rasio ini mengukur solvabilitas perusahaan menggunakan nilai pasar alih-alih nilai buku. Nilai pasar ekuitas sama dengan perkalian antara harga saham perusahaan dengan jumlah saham yang beredar, termasuk saham biasa dan saham preferen. Sedangkan, total aset sama dengan nilai pasar saham plus liabilitas. Jadi, rasio ini memberitahu anda jumlah ekuitas miliki relatif terhadap aset yang perusahaan miliki. Semakin tinggi rasio, semakin sedikit perusahaan mengandalkan utang.

X5 = Pendapatan/Total aset (Total sales/Total assets). Ini adalah rasio perputaran aset, yakni kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari aset yang dimiliki. Altman memandang rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghadapi kondisi persaingan. Semakin tinggi rasio semakin baik perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan penjualan.

Untuk Model 1, peluang kebangkrutan semakin tinggi jika skor berada di bawah 1,8. Sementara, perusahaan yang memiliki skor di atas 3 berpeluang kecil untuk bangkrut dan relatif aman. Sedangkan, skor antara 1,81 dan 3 mewakili zona hati-hati.




Terakhir diperbaharui: Thursday, 5 January 2023, 23:24