Analisa Kredit Kualitatif dan Kuantitatif

Analisis Kredit Kuantitatif

    Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan calon debitur adalah Liquidity ratio (rasio likuiditas), digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan,    antara lain:

  • Current Ratio : aktiva lancar dibagi dengan pasiva lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (rata-rata 2,50 kali)
  • Cash Ratio : kas ditambah sekuritas dibagi pasiva lancar. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutan yang segera dipenuhi dengan kas dan sekuritas (rata-rata 1,00 kali)

            Leverage ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari         hutang:

  • Debt Ratio : total hutang dibagi dengan asset. Gambaran dari seluruh kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang atau berapa modal sendiri dibanding dengan hutang (rata-rata 33%)
  • Debt to Equity : total hutang dibanding dengan equity. Setiap modal sendiri yang menjamin seluruh hutang.
  • Times Interest Earned : profit before taxes + interest charges disbanding dengan interest charges.Rasio ini memberikan gambaran besarnya keuantungan untuk menjamin pembayaran bunga hutang (rata-rata 8,00 kali)


   Activity ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam     mengelola sumber-sumber keuangan:

  • ITO (inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk mengetahui dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam suatu periode tertentu (rata-rata 9 kali)
  • A.C.P : Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah rasio untuk mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
  • Total Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio untuk mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali)
  • Working Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets dikurangi Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran dari modal kerja dalam 1 tahun.


 Profitability ratio adalah rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen    dari setiap kebijakan dan keputusannya:

  • Profit Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan manajemen (rata-rata 5%).
  • Return on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 10%).
  • Return on Equity : Net Profit After Taxes dibanding Equity. Rasio yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 15%)

Dengan mengadakan analisis rasio akan diketahui posisi keuangan perusahaan, lebih-lebih jika rasio dari beberapa tahun, maka akan dapat diketahui perkembangan atau kecenderungan posisi keuangan perusahaan. Namun, perlu diingat bahwa hasil analisis rasio tersebut bukanlah merupakan suatu alat yang dapat memberikan jawaban yang pasti untuk keputusan akhir pemberian kredit. Bidang-bidang lain juga harus diteliti dengan saksama dan analisis rasio haruslah hanya dianggap sebagai langkah permulaan dari proses pengambilan keputusan untuk memberikan kredit.

 

Analisis Kredit Kualitatif

Pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi,maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank teknis yang terkenal dengan 5 C yaitu sebagai berikut:

1)         Character

Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabah adalah:

  1. Mengenal dari dekat
  2. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan
  3. Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya. pegawai dan saingannya mengenai reputasi,kebiasaan pribadi,pergaulan social dan lain-lain.

2)      Capacity

Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus memperhatikan:

  1. Angka-angka hasil produksi
  2. Angka-angka penjualan dan pembelian
  3. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya.
  4. Data-data financial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon penerima kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.

3)      Capital

Ini menunjukkan posisi financial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. Bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri. Untuk itu bank harus:

  1. Menganalisis neraca selama sedikitnya dua tahu terakhir
  2. Mengadakan analisis rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari calon peminjam kredit.

4)      Collateral

Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu bank harus:

  1. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut
  2. Mengukur stabilitas daripada nilainya
  3. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relative singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya
  4. Memperhatikan pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

5)      Conditions of Economy

Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sector usaha si peminta kredit. Untuk itu bank harus memperhatikan:

  1. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam
  2. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya.
  3. Keadaaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam
  4. Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank
  5. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industry di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya.

Di samping formula “5 C” tersebut, di dalam pemberian kredit bank akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kredit bank.

Secara umum aspek-aspek pertimbangan kredit tersebut meliputi:

  1. Aspek Umum; dalam hal ini harus diteliti masalah-masalah:
    1. Bentuk,nama dan alamat perusahaan
    2. Susunan manajemen
    3. Bidang usaha
    4. Keterangan tentang jumlah pagawai atau buruh
    5. Kebangsaan
    6. Bank langganan
    7. Bagan organisasi
    8. Aspek Ekonomi/Komersial; yang meliputi masalah:
      1. Pemasaran dan keadaan harga
      2. Persaingan
      3. Jumlah penjualan dari tiap-tiap produk
      4. Cara penjualan
      5. Taksiran permintaan dan sebagainya
      6. Aspek Teknik; yang harus diteliti adalah:
        1. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan
        2. Tanah dan tempat pabrik
        3. Bangunan (milik, sewa, umur, harga
        4. Urut-urutan proses produksi
        5. Perincian mesin dan peralatan
        6. Jumlah produksi
        7. Tersedianya tenaga kerja (keahlian, pendidikan, tingkat upah)
        8. Lain-lain, misal mengenai tenaga penggerak (diesel atau PLN), tersedia air (sumur atau PAM

Memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, termasuk izin-izin yang diperlukan.

  1. Aspek Kemanfaatan dan Kesempatan Kerja; hal-hal yang harus diperhatikan:
    1. Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur perekonomian setempat
    2. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan
    3. Termasuk sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah.


Rangkuman

Dari penilaian terhadap aspek financial ataupun nonfinansial kiranya sudah mencakup tujuan daripada penilaian terhadap pertimbangan pemberian kredit, yaitu kita mengetahui sampai di mana kemampuan perusahaan pemohon kredit di dalam:

  1. Melaksanakan operasinya pada masa yang akan datang
  2. Menyediakan kebutuhan modal kerja
  3. Memenuhi kewajiban finansialnya
  4. Menciptakan atau memperoleh laba

Seberapa jauh luas analisis atau penilaian aspek keuangan ini akan tergantung kepada besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh bank. Jika risiko sedemikian besarnya maka pihak bank dapat mengadakan penilaian lebih luas dan teliti bahkan kalau perlu sampai pada penilaian teknis misalnya proses teknologinya.



Terakhir diperbaharui: Monday, 9 January 2023, 18:11