7.4. Sumber Informasi Bahaya DI industry


Identifikasi bahaya adalah suatu teknik komprehensif untuk mengetahui  potensi  bahaya  dari  suatu  bahan,  alat,  atau  sistem. Bahaya dapat  diketahui dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber antara lain dari   peristiwa atau kecelakaan yang terjadi, pemeriksaan ke tempat kerja, melakukan wawancara dengan pekerja di lokasi kerja, informasi dari pabrik atau asosiasi industri, data keselamatan bahan (material safety data sheet) dan lainnya Ramli (2009)

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko pada proses produksi harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu, harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya. Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja, Langkah pertama untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya adalah dengan mengidentifikasi atau mengenali kehadiran bahaya di tempat kerja, Tarwaka (2008). 

Terdapat bermacam-macam bahan yang tergolong sebagai sumber bahaya sehingga kita dapat mengidentifikasi akibatnya, diantaranya: 

a. Bahan-bahan eksplosif 

Adalah bahan yang mudah meledak. Ini merupakan bahan yang paling berbahaya. Bahan ini bukan hanya bahan peledak, tetapi juga semua bahan yang secara sendiri atau dalam campuran tertentu jika mengalami pemanasan, kekerasan atau gesekan akan mengakbatkan ledakan yang biasanya diikuti dengan kebakaran. Contoh: garam logam yang dapat meledak karena oksidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar 


b. Bahan-bahan yang mengoksidasi 

Bahan ini kaya oksigen, sehingga resiko kebakaran sangat tinggi. 

c. Bahan-bahan yang mudah terbakar 

Tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya. Makin rendah titik bakarnya makin berbahaya .


d. Bahan-bahan beracun 

Bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau dan tidak berbau. Proses keracunan bisa terjadi karena tertelan, terhirup, kontak dengan kulit, mata dan sebagainya. Contoh: NaCl bahan yang digunakan dalam proses pembuatan PCB. Bahan ini seringkali akan menimbulkan gatal-gatal bahkan iritasi jika tersentuh kulit .


e. Bahan korosif 

Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, atau bahanbahan kuat lainnya yang dapat menyebabkan kebakaran pada kulit yang tersentuh 

f. Bahan-bahan radioaktif 

Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung bahan radioaktif. Contoh: cat bersinar.

Menurut Ramli (2009) teknik identifikasi bahaya ada berbagai macam yang dapat diklasifikasikan atas :

a. Teknik Pasif 

Bahaya dapat dikenal dengan mudah jika kita mengalami secara langsung. Metoda ini sangat rawan, karena tidak semua bahan dapat menunjukan eksistensi sehingga dapat terlihat. Sebagai contoh, di dalam suatu pabrik bahan kimia, terdapat berbagai jenis bahan dan peralatan. Melakukan identifikasi pasif, ibarat menyimpan bom waktu yang dapat meledak setiap saat. 


b. Teknik Semi Proaktif 

Teknik ini disebut juga belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak perlu mengalami sendiri setelah itu baru mengetahui adanya bahaya, namun kurang efektif karena : 


  • Tidak semua bahaya telah diketahui 
  • Tidak semua kejadian dilaporkan atau diinformasikan ke pihak lain 
  • Kecelakaan telah terjadi yang berarti tetap menimbulkan kerugian 

c. Teknik Proaktif 

Teknik terbaik untuk mengidentifikasi bahaya dengan mencari bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Teknik proaktif memiliki kelebihan : 

  • Bersifat preventif 
  • Bersifat Peningkatan berkelanjutan karena dengan mengenal bahaya dapat dilakukan upaya-upaya perbaikan. 
  • Meningkatkan kepedulian 
  • Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan .

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan : 

a. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya 

b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi 


Kegiatan identifikasi sumber bahaya dapat dilaksanakan melalui : 

a. Konsultasi orang yang mempunyai pengalaman dalam bidang pekerjaan yang mereka sukai dan menimbulkan kegiatan bahaya. 

b. Pemeriksaan-pemeriksaan fisik lingkungan kerja. 

c. Catatan  sakit  dan  cidera-cidera  insiden  waktu  yang  lalu  yang mengakibatkan cidera dan sakit, menjelaskan sumber bahaya yang potensial. 

d. Informasi  identifikasi  bahaya  memerlukan  nasehat,  penelitian  dan informasi dari seseorang ahli. 

e. Analisa tugas dengan membagi kedalam unsur-unsurnya maka bahaya yang berhubungan dengan tugas dapat diidentifikasikan. 

f. Sistem formal analisa bahaya, misalnya Hazop atau Hazard (Depnaker, 1996). 


Untuk dapat mengidentifikasi bahaya dengan baik dan dapat menangkap sebanyak mungkin bahaya, kita harus melakukannya dengan teknik yang benar. Di bawah ini adalah beberapa contoh teknik dalam mengidentifikasi bahaya : 

a. Berjalanlah  berkeliling  dan  perhatikan  hal-hal  yang  dapat  menjadi sumber kecelakaan. 

b. Jangan hiraukan hal-hal yang sepele, pusatkan perhatian pada sesuatu yang dapat menyebabkan insiden serius. 

c. Tanyakan kepada pekerja mengenai pendapat mereka tentang bahaya dari pekerjaan yang dilakukan. 

d. Cermati instruksi kerja yang dibuat oleh pabrik. 

e. Pelajari catatan insiden dan catatan kesehatan pekerja di tempat tersebut. 

f. Pelajari hasil temuan inspeksi terdahulu. 

g. Lakukan pengamatan, terutama pada sumber-sumber energi.  

h. Cermati semua jenis pekerjaan yang ada di lokasi tersebut. 

i. Pertimbangkan keberadaan orang lain yang tidak selalu berada di lokasi tersebut. 

j. Perkirakan  semua  orang  yang  dimungkinkan  bisa  terluka  akibat  dari kegiatan di lokasi tersebut. 

k. Dari setiap  bahaya  yang  teridentifikasi,  perhatikan  jumlah orang  dan lamanya terkena paparan bahaya tersebut



Kita dapat mengidentifikasi bahaya dengan melihat catatancatatan insiden yang pernah terjadi dan catatan hasil inspeksi terdahulu di lokasi tersebut. Pokok-pokok yang harus dicermati dari catatan insiden, antara lain: 


Last modified: Thursday, 5 November 2020, 6:35 AM