9.3. Dampak Pada Ekosistem Perairan

Lingkungan dapat di bagi menjadi beberapa bagian dengan berbagai dasar alasan antara lain empirik (pengalaman), intuitif (perasaan), dan scientifik. Oleh karena itu sekelompok orang mengenal pembagiannya menjadi lingkungan darat, lingkungan air, dan lingkungan udara. Ada yang melihat dari proses terjadinya sehingga dikenal lingkungan alami dan lingkungan buatan. Dengan menggunakan alasan penyusunannya dikenal istilah abiotik dan biotik. Apapun alasan yang digunakan untuk membagi lingkungan, dewasa ini sudah ada kesepakatan bersama bahwa bagian-bagian tersebut tidak dapat dan tidak akan dapat berdiri sendiri. Selalu ada keterkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Sehingga apabila satu bagian mengalami gangguan maka turunan atau pengaruh lanjutan dari gangguan tersebut dapat dirasakan atau akan mengenai bagian lainnya (Adiwilaga,2002). 

Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan untuk tujuan meningkatkan taraf hidupnya. Begitu cepatnya perkembangan peradaban manusia terutama didukung oleh kemampuannya untuk mengembangkan dan menggunakan ilmu dan teknologi, maka sampailah pada suatu taraf budaya dimana manusia menganggap bahwa dirinya mampu menguasai dan memanipulir alam lingkungan untuk kepentingan dirinya. Akibatnya timbullah berbagai masalah lingkungan yang sangat merugikan manusia itu sendiri seperti banjir, kekeringan, pencemaran air, dan pemborosan penggunaan sumberdaya perairan. 


 Ekosistem perairan dapat diartikan sebagai suatu badan air baik yang tergenang (lentik) maupun yang  mengalir (lotik) yang didalamnya terjadi interaksi antara komponen-komponen lingkungan fisik, kimia, dan biologis. Contoh-contoh ekosistem perairan misalnya laut, estuaria/muara, sungai, danau, kolam, reservoir, rawa dan air tanah.   


 Dahulu manusia beranggapan bahwa air/perairan itu merupakan pelarut universal, daya dukung tinggi sehingga dijadikan tempat pembuangan segala macam bentuk limbah dan belum menjadi benda ekonomi. Saat ini anggapan tersebut sudah berubah dan timbul pendapat baru yaitu perairan dapat merupakan habitat (tempat hidup berbagai organisme) dan komoditas. Sejalan dengan meningkatnya pembangunan maka kebutuhan akan air/perairan baik sebagai habitat maupun sebagai komoditas semakin meningkat baik  dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Oleh karena itu keberadaannya sangat perlu kita pelihara bersama.


 Dahulu manusia beranggapan bahwa air/perairan itu merupakan pelarut universal, daya dukung tinggi sehingga dijadikan tempat pembuangan segala macam bentuk limbah dan belum menjadi benda ekonomi. Saat ini anggapan tersebut sudah berubah dan timbul pendapat baru yaitu perairan dapat merupakan habitat (tempat hidup berbagai organisme) dan komoditas. Sejalan dengan meningkatnya pembangunan maka kebutuhan akan air/perairan baik sebagai habitat maupun sebagai komoditas semakin meningkat baik  dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Oleh karena itu keberadaannya sangat perlu kita pelihara bersama.


Letak / lokasi sumber dampak. Terdapat beberapa kegiatan yang lokasinya di daratan (tidak diekosistem perairan) tetapi berpotensi mempunyai dampak terhadap ekosistem perairan. Beberapa kegiatan eksploitasi mempunyai dampak terhadap ekosistem perairan. Beberapa kegiatan eksploitasi hasil tambang (misalnya batu bara , emas dan pasir) yang dilakukan di daratan dapat menggangu ekosistem perairan. Batu bara hasil penambangan, setelah melalui berbagai proses, perlu dicuci sebelum dijual. Air bekas cucian batu bara ini dialirkan melalui sistem saluran khusus yang selanjutnya akan sampai dan masuk ke sungai melalui proses gravitasi. Tempat penimbunan batubara (stock pile) baik sementara maupun tetap yang letaknya di darat, apabila turun hujan maka air lariannya akan masuk ke sungai. Dalam kegiatan penambangan emas, salah satu prosesnya adalah memisahkan butiran emas dari tanah dengan menggunakan air. Air bekas pemisahan emas ini  dapatmasuk ke ekosistem perairan. Di dalam menduga potensi dampak suatu kegiatan terhadap ekosistem perairan, seringkali diperlukan dalam bentuk kuantitatif. Beberapa pendekatan penggunaan rumus matematis yang dapat digunakan adalah :

Untuk menghitung dampak erosi terhadap peningkatan nilai Total Padatan Tersuspensi (TSS – Total Suspended Solid) : 


Penggunaan rumus matematis diatas hanya dapat digunakan untuk parameterparameter kualitas air tertentu yang relatif tidak akan mengalami perubahan. Untuk parameter-parameter lainnya, misalnya pH, oksigen terlarut, rumus matematis di atas tidak dapat digunakan. 

Terakhir diperbaharui: Wednesday, 16 December 2020, 09:22