9.5. Dampak terhadap Kualitas Udara

Udara atau disebut juga atmosfer adalah merupakan percampuran mekanis dari berbagai macam gas  (bukan percampuran kimiawi). Udara alami selain terdiri dari gas dan uap air juga mengandung campuran partikel padat dan cair yang sangat halus yang disebut aerosol. Udara bersih adalah udara yang hanya mengandung gas-gas saja, konsentrasi dan sumber gas yang menyusun atmosfer dapat dilihat pada tabel  Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan majunya teknologi, kebutuhan energi dan kebutuhan lainnya meningkat menyebabkan udara tercemari oleh buangan gas-gas, partikel asap (debu) dari industri, kendaraan bermotor dan sebagainya. Gas pencemar biasanya merupakan gas yang tidak stabil dan mudah bereaksi dengan unsur atau senyawa lain. Di udara gas pencemar terdapat dalam jumlah sedikit tetapi konsentrasi mudah berubah. Sedangkan gas-gas yang stabil seperti N2, O2 dan gas mulia konsentrasinya relatif konstan. 


Pencemaran udara diartikan adanya satu atau lebih kontaminan atau kombinasinya di atmosfer seperti debu, uap air, gas, bau, asap dan uap lainnya yang dalam kuantitas, sifat dan lama waktu keberadaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, tumbuhan dan hewan, atau gangguan kesehatan pada kualitas barang/benda. Atau yang bukan karena sebab lain, maka kenyamanan hidup manusia dan biota terganggu ( Perkins dan Canter dalam Suharsono,2002) 


Berubahnya kualitas udara umumnya dikarenakan terjadi  pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar bisa berbentuk gas atau partikel kecil atau berupa aerosol ke dalam udara. Masuknya zat pencemar ke udara bisa secara  : a) alamiah seperti asap dari kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut dan b) karena kegiatan manusia, seperti aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah baik akibat proses dekomposisi atau pembakaran serta kegiatan rumah tangga. 


Menurut Miller (1996) pencemar udara dibagi menjadi 11 macam : 

  1. Karbon Oksida, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) 
  2. Sulfur Oksida (SO2), sulfur trioksida (SO3) 
  3. Nitrogen oksida, nitrous oksida (N2O), nitrit oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2) 
  4. Hidro karbon (senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen) methane (CH4), butane (C 4 H10), benzene (C 6 H6) 
  5.  Fotokemis oksidan, Ozon (O3 ), PAN (kelompok peroxyacylnitrat) dan bermacam-macam aldehida 
  6. Partikulat (partikel padat atau butir-butir cairan yang melayang di udara) asap, debu, jelaga, asbestos, partikel-partikel logam (seperti timah hitam, berillium, cadmium)minyak, percikan garam. 
  7. Senyawa inorganik lain, asbestos, hydrogen flourida (HF), hydrogen sulfida (H2S) , ammonia (NH3), asam sulfat dan asam nitrat 
  8. Senyawa organik lain (mengandung karbon), pestisida, herbisida, bermacam-macam alkohol, asam-asam dan zat kimia lainnya. 
  9. Zat radio aktif : titrium, radon, emisi dari bahan bakar fosil dan pembangkit tenaga listrik 
  10. Bahang (heat) 
  11. Kebisingan 

Dari 11 macam parameter pencemar yang mempengaruhi kualitas udara hanya beberapa parameter yang umum digunakan bagi penuntun kualitas udara yaitu debu (Particulate matter), karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, Ozon dan kebisingan. Salah satu penyebab pencemaran udara adalah aktivitas trasportasi, Banten merupakan propinsi yang baru berkembang, dimana salah satu aspek yang penting bagi perkembangan wilayahnya yaitu sistem transportasi yang baik dan dapat mendukung aksesibilitas dari berbagai arah. Namun jika jumlah melampaui batas toleransi dan kondisi kendaraan yang beroperasi sangat buruk, kurang memenuhi persyaratan maka hal ini sangat potensial memberi sumbangan untuk terjadi pencemaran udara.

Suara merupakan bentuk energi yang bergerak melalui udara dalam bentuk gelombang dengan kecepatan 1060 feet per detik (m/detik). Salah satu ukuran dalam satuan watt sama dengan energi listrik. Contoh: kerasnya (loudness) suara piano pada “Moonlight sonata”sekitar 0,1 watt, “Tehaikorsky’s 1812 Overture”  sekitar 1 watt, sedangkan suara roket ke bulan yang akan lepas landas sekitar 10 juta watt (Owen, 1976, dalam Suharsono, 2002). 

Intensitas suara yang dapat didengar manusia berkisar antara sepermilyard (0.000.000.001)watt sampai 10 juta watt. Ukuran watt ini akan terasa canggung bila di gunakan, untuk itu maka para ahli menggunakan satuan decibel (db). Didalam sistem decibel mempergunakan logaritmik sebagai nisbah kekerasan (loudness) dengan intensitas 1 decibel, kemudian suara tersebut diperkeras 10 kali akan menjadi 10 decibel dan jika 100 kali akan menjadi 20 decibel dan seterusnya. 

Hilangnya pendengaran adalah pada tingkat kebisingan 80 – 90 dbA selama 8 jam atau lebih. Kebisingan pada tingkat 120 dbA akan membuat telinga sakit dan pada 180 dbA dapat membunuh manusia. 

Kebisingan atau suara yang tak diinginkan  yang melebihi tingkat tertentu merupakan bentuk stress dan dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun fisiologi. Pengaruh kebisingan umumnya digolongkan menjadi empat bagian yaitu a. menimbulkan kejengkelan, b. mengganggu (memecah) aktivitas dan konsentrasi kerja, c. kehilangan pendengaran sebagian atau total dan d. kemunduran (memburuknya) fisik dan mental. Kebisingan diukur dengan alat Sound Level Meter yang bekerja dengan battery. Alat ini dapat mengukur 30-120 dbA. 

Secara ringkas pendugaan dampak kualitas udara dari usulan proyek terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Mengetahui konsentrasi kualitas udara bersih ( background air quality level ) 
  2. Menentukan / mengidentifikasi penerapan kriteria dan standar kualitas udara 
  3. Memprakirakan emsi-emisi polutan udara yang akan datang baik dengan     adanya proyek maupun tidak 
  4. Memperkirakan konsentrasi polutan udara ambient yang akan datang baik   dengan adanya proyek atau tidak 
  5. Membandingkan kualitas udara yang diduga dengan standar yang digunakan 6. Memodifikasi rencana jika diperlukan untuk dengan masalah kualitas udara     potensial 



Last modified: Wednesday, 16 December 2020, 10:10 AM