2.5 Tantangan Akuntan dalam era digitalisasi

4 Tantangan Profesi Akuntan di Era Digital

Memasuki era digital, bidang akuntansi bisnis menghadapi beberapa tantangan baru. Pada dasarnya, tantangan yang ditemui sekarang ini tidak begitu berbeda dari tantangan yang sudah ada sebelumnya. Namun, ada beberapa tantangan yang benar-benar baru sehingga perlu waktu untuk mempelajarinya. Berikut adalah beberapa tantangan baru yang dihadapi oleh profesi akuntan di era digital.

1. Analisis Big Data

Di era digital saat ini, big data merupakan sumber daya yang paling digemari. Bahkan, nilainya bisa melampaui sumber daya konvensional. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak sekali perusahaan dari berbagai sektor industri yang kemudian memanfaatkan big data sebagai dasar dalam mengembangkan produk maupun layanan mereka.

Pergeseran ini tentu menimbulkan dampak pada akuntansi. Sebab, akuntansi sendiri menghasilkan data keuangan yang erat kaitannya dengan kondisi finansial perusahaan. Oleh karena itu, Anda sebagai seorang akuntan perlu memiliki kemampuan dalam menganalisis data keuangan dengan baik agar bisa menghasilkan informasi bermanfaat. Informasi tersebut nantinya bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bisnis yang akurat.

2. Penerapan Standar Tinggi

Era digital saat ini telah menuntut para akuntan untuk bisa melampaui standar yang tinggi. Dalam hal ini, mereka harus memiliki kontrol maksimal atas data keuangan yang dihasilkan. Namun, di sisi lain, mereka juga harus bisa memastikan bahwa data dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang membutuhkan, seperti pemilik bisnis, stakeholders, hingga konsumen pada kesempatan tertentu.

Agar kontrol data keuangan tetap terjaga dengan baik, akuntan harus menjalankan koordinasi yang baik dengan para data engineer. Mereka adalah orang-orang yang bertugas untuk menyimpan fisik data dalam database milik perusahaan. Hubungan kerja yang harmonis dengan data engineer ini perlu dijalin agar data tetap  aman dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

3. Kesadaran terhadap Revolusi Industri

Saat ini, masih banyak akuntan yang luput atau tidak menyadari bahwa dunia tengah memasuki era digitalisasi dan revolusi industri baru. Tak sedikit juga yang sudah menyadarinya, tetapi malah menganggap era baru ini sebagai sebuah momok menakutkan. Padahal, revolusi industri seharusnya bisa dilihat sebagai sebuah peluang atau kesempatan baru untuk berkembang.

Terbukanya peluang ini sejatinya bisa dimanfaatkan untuk menciptakan bisnis atau bahkan sektor industri baru yang belum pernah ada sebelumnya. Begitu juga dengan profesi akuntan. Alih-alih melihat revolusi industri sebagai suatu hambatan, Anda bisa menganggap hal tersebut sebagai sebuah tantangan yang menunggu untuk ditemukan solusinya.

4. Pendidikan mengenai Akuntansi Digital

Salah satu ciri era digital adalah tingginya pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti seorang akuntan juga harus bisa memahami cara penerapan teknologi tersebut dalam pekerjaan mereka. Dengan demikian, akuntan dapat menyelesaikan masalah akuntansi dengan efisien dan tetap relevan dengan keadaan masa kini. 

Sayangnya, hal ini masih belum banyak dipaparkan dalam kurikulum Ilmu Akuntansi di Indonesia. Oleh karena itu, pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan hendaknya bekerja sama untuk merancang suatu kurikulum yang bukan hanya memperdalam Ilmu Akuntansi, tapi juga relevan dengan pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pelatihan platform akuntansi digital.


Cara Mengatasi Tantangan Akuntan

Melihat banyaknya tantangan di masa mendatang, seorang akuntan harus memiliki persiapan yang matang. Dengan demikian, Anda dapat menyesuaikan diri dan bertahan pada kondisi tersebut. Di bawah ini adalah beberapa beberapa hal yang perlu Anda siapkan untuk menghadapi tantangan akuntan di era digital.

1. Memperkuat Keahlian (Mastering Skills)

Tidak hanya memiliki pengetahuan tentang akuntansi dan bisnis, Anda perlu memiliki skill akuntan lain agar dapat mengatasi tantangan di era digital. Anda bisa mendalami kemahiran lain melalui internet atau mengikuti pelatihan khusus. Anda juga bisa ikut serta dalam Simposium Nasional Akuntansi (SNA), sebuah wadah bergengsi eksklusif untuk mempresentasikan hasil riset terbaik dalam bidang akuntansi oleh para peneliti, pendidik, mahasiswa, dan praktisi dari seluruh Indonesia dan mancanegara.

2. Membuka Wawasan (Opening Mind)

Memiliki gelar akuntansi saja tidak cukup untuk menjadi modal Anda dalam mengatasi tantangan akuntan di masa kini. Anda juga harus terbuka pada wawasan dan pengetahuan baru terkait akuntansi. Cara yang bisa Anda lakukan adalah bergabung dengan organisasi, seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan mengikuti organisasi, Anda dapat bertemu banyak orang untuk bertukar pikiran sehingga Anda bisa mendapatkan lebih banyak insight. 

3. Menanamkan Nilai dan Etika yang Kuat (Strong Values and Ethics)

Seseorang yang berprofesi sebagai akuntan pada dasarnya memiliki tujuan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, etika profesi akuntansi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan menjaga nilai dan etika ini, Anda dapat membangun kepercayaan publik dan masyarakat terhadap profesi akuntan Anda.


Kesimpulan

Pada intinya, dapat diketahui bahwa hadirnya era digital telah memicu terjadinya perubahan di berbagai sektor, termasuk sektor akuntansi. Perubahan ini mau tak mau mengakibatkan profesi akuntan harus menghadapi tantangan baru. Dalam hal ini, Anda tidak hanya perlu mengenali tantangan-tantangan tersebut, tetapi juga apa yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya.





Terakhir diperbaharui: Friday, 6 October 2023, 15:22