5.2 Postulat Akuntansi

Postulat  Akuntansi

kata postulatum serta postulare adalah Bahasa Latin yang merupakan asal dari kata postulat yang artinya meminta serta menuntut. Postulat merupakan asumsi yang kebenarannya diakui dan tidak perlu pembuktian

berdasar kesesuaian dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum (Belkaoui, 2000:171) Akuntansi adalah suatu sistim untuk mencatat keuangan secara seragam sesuai standar yang ditetapkan yang bertujuan untuk mempermudah pelaku serta pemakainya di manapun berada.

Postulat akuntansi merupakan berbagai pernyataan atau asumsi yang dibuat dan menjadi suatu kebenaran, dimana kebenaran itu harus dipakai sebagai dasar dan harus dipatuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Postulat akuntansi ialah asumsi di bidang akuntansi dan berdasarkan praktek dalam sejarah. Postulat ini membentuk dasar yang berasal dari standar akuntansi yang mengatur perlakuan dan pecatatan akuntansi. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB) ada beberapa asumsi dasar dalam postulat akuntansi, yaitu:

1.        Postulat Entitas (entity)

Menurut konsep ini akuntansi dalam melakukan pencatatan operasional atau hasil kegiatan suatu entitas baik lembaga maupun perusahaan dilakukan secara terpisah dan dibedakan dari pemilik ataupun entitas lain. Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dibuat sesuai kebutuhan penggunanya, sehingga tiap perusahaan merupakan akuntansi terpisah baik dari pemilik maupun entitas yang lain, sehingga objek yang dimasukkan ke laporan keuangan adalah transaksi sebuah perusahaan, lembaga atau entity yang terpisah dengan pribadi pemiliknya.

2.        Postulat Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Konsep dalam postulat ini beranggapan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan terus dilaksanakan. Perusahaan dianggap terus exis dan terus beroperasi dalam jangka waktu panjang dan tidak terbatas, tidak akan ditutup atau likuidasi.

Postulat going concern membenarkan atas penilaian aset dengan historical cost juga book velue bukan current value. Postulat ini dapat juga digunakan untuk memotivasi manajer untuk bersikap memandang jauh ke arah depan (forward looking), sehingga dengan pemahaman sikap tersebut diharapakan investorpun bersedia berinvestasi ke perusahaan jangka panjang agar investor mendapat value added dari hasil usaha perusahaan.

1.        Postulat Unit Pengukuran (unit of Measure)

Penyebutan lainnya adalah monetary unit postulat. Konsep postulat ini menganggap setiap transaksi dalam operasional atau kegiatan wajib diukur menggunakan alat tukar yang sama berupa alat ukur moneter.

Ada dua keterbatasan akuntansi yang ditimbulkan oleh postulat unit moneter, yaitu:

a.      Pemberian informasi terbatas pada penjabaran dalam ukuran uang, tidak memberikan informasi nonmoneter, contoh jumlah, meter, kilogram dan lain-lain hingga muncul anggapan dalam postulat ini akuntansi hanya menyajikan informasi kuantitatif dan orientasi masa lalu. Informasi kualitatif dianggap nonakuntansi. Seiring perkembangan saat ini upaya-upaya para ahli terus dilakukan agar akuntansi keuangan mampu memberikan informasi aspek kualitatif dengan menggunakan instrumen laporannya.

b.      Unit moneter bersifat fluktuatif sebab bergantung kemampuan daya belinya (purchasing power). Adanya inflasi merupakan salah satu penyebab ketidakstabilan daya beli alat tukar (uang) sehingga informasi keuangan kurang relevansi dan muncullah akuntansi inflasi.

2.        Postulat Periode Akuntansi (Accounting Period)

Salah satu postulat akuntansi adalah keberlangsuangan usaha (going concern) yaitu perusahan dalam waktu tidak terbatas atau jangka 

panjang tetap ada, namun laporan secara periodik baik hasil usaha atau kinerja perusahaan maupun informasi posisi keuangan harus dibuat dan dilaporkan secara periodik. Panjangnya waktu periodik laporan keuangan dapat dibuat secara bervariasi. Laporan dapat disajikan secara bulanan, triwulan, semester ataupun tiap tahun, tergantung kebutuhan para pemakai.

Pelaporan secara periodik ini bermanfaat memberikan informasi kepada manajemen untuk pengambilan keputusan yang penting baik untuk keputusan jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu postulat periodik merupakan tanggapan atas kendala dari lingkungan pemakai yang menyatakan bahwa hasil kinerja dan posisi keuangan merupakan gambaran perubahan dari kesejahteraan entitas sudah seharusnya untuk diungkapkan atau dilaporkan secara periodik.

Penerapan konsep pada postulat periodik ini memakai konsep accrual dan deferral dengan menggunakan cut of time. Accrual accounting dan cash accounting dibedakan dalam konsep ini. Pencatatan accrual dan deferral dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan, contohnya istilah : biaya dibayar di muka, pendapatan belum diterima juga penyusutan. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran posisi keuangan serta hasil kinerja yang betul pada periode bersangkutan.




Last modified: Friday, 3 November 2023, 11:45 AM