B. Metodologi dan Pendekatan Pengembangan Sistem Informas
Metodologi dan Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
1. Batasan Metodologi
Metodologi adalah kesatuan metode, prosedur, konsep pekerjaan, aturan, postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni, atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan sistem berarti metode, prosedur, konsep pekerjaan, aturan, dan postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah algoritma.
Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami, dan mudah dirawat.
2. Klasifikasi dari Metodologi
a. Functional decomposition methodologies (metodologi pemecahan fungsional)Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan lebih mudah untuk dipahami dan dirancang. Contoh: Hierarchy plus Input Process Output (HIPO), Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR), dan Information Hiding.
b. Data oriented methodologies (metodologi orientasi data)
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Metodologi ini dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu:
1) Data flow oriented methodologies
Data flow oriented methodologies adalah sistem yang dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar-fungsinya dalam modul-modul pada sistem. Contohnya, structured analysis and design techniques (SADT); composite design; structured system analysis and design (SSAD).
2) Data structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output dalam sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
- JSD (Jackson's System Development);
- W/O (Warnier/Orr).
- Prescriptive methodologies Metodologi ini merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Contohnya, information system desain dan optimization system (ISDOS).
Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan
sistem informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu:
- PSL, merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural;
- PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis, dan yang dihasilkan sebagai output laporan. Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan oleh penulis buku, peneliti, konsultan, system house, dan pabrik software.
Untuk mengembangakan sistem informasi manajemen, menurut Sutabri (2005: 294), ada tiga pendekatan, antara lain pendekatan klasik, pendekatan terstruktur, serta pendekatan bottom up dan top down.
a. Pendekatan klasik Metodologi
pendekatan klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan system life cycle, disebut juga pendekatan tradisional atau konvensional. Permasalahan yang timbul pada pendekatan klasik adalah:
a. pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit;
b. biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi lebih mahal;
c. kemungkinan kesalahan sistem besar;
d. keberhasilan sistem kurang terjamin;
e. masalah dalam penerapan sistem.
Akibatnya, pemakai kaget dan tidak terbiasa sehingga menjadi frustrasi karena tidak dapat mengoperasikan sistem dengan baik
b. Pendekatan terstruktur
Karena banyak permasalahan dalam pendekatan klasik, mulai tahun 1970 digunakan pendekatan terstruktur yang dilengkapi alat dan teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan menghasilkan sistem yang baik dan jelas
c. Pendekatan bottom up dan top down
Pendekatan bawah-naik (bottom up approach) dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional tempat transaksi dilakukan. Apabila pendekatan bottom up digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analisis karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah lebih dahulu. Informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
Pendekatan atas turun (top down approach) dimulai dari level atas
organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Pendekatan top down
disebut juga decision analysis karena yang menjadi tekanan adalah informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen lebih
dahulu.