Model - model Pengutipan dalam Penelitian
Ada beberapa metode pengutipan yang digunakan dalam menulis karya ilmiah, beberapa metode yang biasa digunakan para peneliti di Indonesia diantaranya sebagai berikut :
1. American Psychological Association (APA) Style
American Psychological Association atau APA memiliki gaya sendiri dalam publikasi karya akademik para akademisinya. APA style ini telah menjadi model editorial standar dalam beberapa ilmu seperti: Psikologi, Kriminologi, Sosiologi, Sosial, Keperawatan dan Ekonomi. Ciri utama dari model APA adalah sebagai berikut: (1) Hanya kata pertama pada judul atau subjudul yang ditulis menggunakan huruf besar. (2) Dalam daftar referensi, semua nama pengarang ditulis dalam susunan pertama terakhir, misalnya Abdullah, T. (3) Jika ada lebih dari satu nama, nama-nama dipisahkan oleh koma; sebuah ampersand (&) mendahului nama akhir, misalnya: Surahman, E., Wedi, A., & Setyosari, P. (4) Nama pertama dan kedua para penulis diwakili hanya oleh inisial, ditunjukkan dalam petunjuk ini seperti “F.M.” untuk First Middle. (5) Tahun terbit selalu disebut, baik dalam daftar referensi maupun dalam in-tax citation. (6) Kutipan sumber-sumber online meliputi tanggal ketika sumber-sumber itu didapatkan dari Web. (7) Apabila mengacu ke bagian khusus dari suatu karya, maka nomor halaman bagian tersebut harus masuk dalam daftar pustaka, tetapi tidak dalam in-text citation.
Contoh pengutipan dengan model APA adalah sebagai berikut:
Contoh 1
Referensi pada tulisan (kutipan)
Pembelajaran yang baik perlu memperhatikan keragaman gaya belajar pebelajar, hal itu bertujuan untuk memastikan para pebelajar dapat belajar secara nyaman dan optimal(Surahman & Alfindasari, 2017; Surahman & Surjono, 2017).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Surahman, E., & Alfindasari, D. (2017, September). Developing Adaptive Mobile Learning with the Principle of Coherence Mayer on Biology Subjects of High School to Support the Open and Distance Education. In 3rd International Conference on Education and Training (ICET 2017). Atlantis Press.
Surahman, E., & Surjono, H. D. (2017). Pengembangan adaptive mobile learning pada mata pelajaran biologi SMA sebagai upaya mendukung proses blended learning. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 4(1), 26-37.
Contoh 2
Referensi pada tulisan (kutipan)
Secara umum peta kompetensi para calon sarjana teknologi pendidikan di Indonesia tidak jauh berbeda, artinya para penyelenggara pada masing-masing program studi telah merancang kurikulum yang standar (Wedi & Surahman, 2017).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wedi, A., & Surahman, E. (2017, September). Mapping of Learning Achievement and Profile of Graduates of Bachelor of Education Technology in Several Universities in Indonesia as an Effort to Strengthen Development Profession of Competitive Instuctional Technology. In 9th International Conference for Science Educators and Teachers (ICSET 2017). Atlantis Press.
2. Harvard Style
Metode ini disebut Harvard Style karena awalnya digunakan di Harvard University. Metode ini banyak digunakan oleh para peneliti diberbagai dunia khususnya dari latar belakang ilmu pengetahuan alam. Pada metode ini, daftar lengkap catatan yang dirujuk dalam teks dikumpulkan menjadi satu kesatuan dan dimuat pada bibliografi. Metode ini banyak digunakan oleh peneliti pada bidang ilmu pengetahuan alam.
Contoh pengutipan metode Harvard yang dijelaskan (Sulistyo, 2010) adalah sebagai berikut:
Learning Management System (LMS) dewasa ini dapat kita kembangkan dengan memasukan beberapa teknologi baru yang terkait seperti teknologi adaptive learning dan teknologi learning analitics. Dengan begitu peneliti berinisiatif untuk mengembangkan satu model desain yang baru yang diberi nama Adaptive Learning Analitics Management System (ALAMS) (Surahman, Kuswandi, Wedi, Thaariq, & Diana, 2019).
Contoh penulisan dalam daftar pustaka:
Surahman, E., Kuswandi, D., Wedi, A., Thaariq, Z.Z.A. and Diana, R.C., 2019, December. Model Design of Adaptive Learning Analytics Management System (ALAMS) Using AID Model. In the 4th International Conference on Education and Management (COEMA 2019). Atlantis Press.
Berdasarkan contoh di atas dapat kita lihat bahwa kutipan yang kita tuliskan dalam teks mencapai nama penulis dan tahun atau nama penulis, tahun dan halaman contohnya (Sugiyono, 2006:2)
3. The Chicago Manual of Style
Metode the Chicago Manual of Style atau disebut juga dengan metode Chicago. Metode pengutipan ini menggunakan model catatan kaki atau catatan akhir bab pada setiap pernyataan yang dikutipnya. Secara historis metode ini muncul dari karyanya Kate Turabian, A Mannual for Writters, yang diterbitkan oleh University of Chicago Press. Di dalamnya berisi panduan tentang bagaimana membuat catatan kaki dan bibiliografi dalam karya ilmiah.
Saat ini, metode Chicago manual of style ini banyak digunakan oleh para peneliti dari bidang ilmu budaya, khusunya sastra, seni, tari, music, agama, teater, teologi, sejarah, dan ilmu sosial. Hal ini disebabkan oleh memungkinkannya peneliti memberikan komentar serta menyebutkan berbagai karya lainnya yang perlu dirujuk (Sulistyo, 2010).
Berikut ini adalah contoh kutipan menggunakan model catatan kaki (foot notes) sebagai berikut:
Micro learning merupakan sebuah pendekatan pemerolehan ilmu pengetahuan di era digital. Hal itu didasarkan pada berbagai kajian literatur yang menyatakan bahwa pebelajar di era digital dapat melakukan belajar mandiri menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia di berbagai layanan online1.
1 Praherdhiono, H., Setyosari, P., Degeng, I. N. S., Slamet, T. I., Surahman, E., Adi, E. P., ... & Abidin, Z. (2019). Teori dan Implementasi Teknologi Pendidikan: Era Belajar Abad 21 dan Revolusi Industri 4.0. Seribu Bintang.. (Praherdhiono et al., 2019)
Setelah beberapa contoh yang telah dijelaskan di atas, ada juga beberapa gaya penulisan kutipan yang didasarkan pada kebijakan pada suatu perguruan tinggi dalam negeri. Biasanya masing-masing perguruan tinggi memiliki pedoman penulisan karya ilmiah, skripsi, tesis,disertasi. Namun kebanyakan dari perguruan tinggi di Indonesia lebih memilih mengadopsi beberapa gaya penulisan yang familiar di dunia seperti APA, AMA, harvard, IEEE dan lain-lain (Juliansyah Noor, 2016; Nasution & Thomas, 2019; Penyusun, 2006; Wibisono, 2013).
Beberapa contoh penulisan kutipan sebagaimana telah dijelaskan di atas masih cukup sulit apabila dibandingkan dengan fasilitas yang dapat kita optimalkan dengan menggunakan aplikasi yang tersedia. Namun demikian, seorang peneliti tetap harus memahami konsepnya agar dapat mengecek hasil kutipan yang menggunakan aplikasi pengelola referensi yang tersedia.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bidang pendidikan memudahkan kita dalam mengerjakan setiap pekerjaan akademik seperti mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian (Praherdhiono et al., 2019). Pengetahuan yang mumpuni tentang teknologi-teknologi dalam bidang pendidikan akan mempercepat pekerjaan dan meningkatkan produktivitas akademisi.
Saat ini peneliti dapat menggunakan beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk mengelola penulisan kutipan yang benar aplikasi Google Scholar, reseacrhgate dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut memberikan kemudahan kepada para peneliti dalam proses penulisan referensis secara benar (Haddaway, Collins, Coughlin, & Kirk, 2015; Harzing & Alakangas, 2016; Moed, Bar-Ilan, & Halevi, 2016; Peralta‐Pizza, Pinzón, Gaitán, Eslava‐Schmalbach, & Rodriguez‐Malagon, 2019; Thelwall & Kousha, 2017). Pada aplikasi tersebut para penulis diberikan fasilitas untuk mencari rujukan berdasarkan tahun terbit dan jenis publikasi misalnya buku, buku chapter, jurnal, prosiding, paten dan lain-lain.