Peran dan Status Perempuan dalam Negara

Peran perempuan di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga maupun di sektor publik, tidak dapat dinafikan untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran perempuan di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga maupun di sektor publik, tidak dapat dinafikan untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran perempuan di sektor domestik sebagai ibu rumah tangga maupun di sektor publik, tidak dapat dinafikan untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perempuan dalam rumah tangga sangat hebat, karena mereka mempunyai tugas untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya, sebagai generasi penerus bangsa yang lebih tangguh di masa yang akan datang. Sementara perempuan yang memilih bertugas di sektor publik, tidak hanya bekerja untuk rumah tangganya, tetapi memiliki peran lebih untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya sebagai pelayanan masyarakat. Pekerjaan itu selain membanggakan dirinya sendiri, juga membanggakan sebagai perempuan.

Semangat dan spirit yang dikembangkan pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini memberikan ingatan baru, bahwa seorang perempuan harus mempunyai andil dalam memajukan NKRI.Dengan kuantitas dan kualitas yang dimiliki, perempuan merupakan harapan bagi Bangsa Indonesia untuk lebih maju lagi di masa akan datang. Perempuan pun sampai saat ini, terus diperhitungkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Negara mempunyai pekerjaan rumah untuk mendorong dan mendukung perempuan di sektor publik. Dia juga meyakini banyak perempuan-perempuan yang berkualitas yang dapat diberikan kepercayaan dalam menjalankan tugas-tugas di sektor publik. Semua perempuan dapat bekerja sebaik dan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang mereka miliki. Kemampuan itu diimplementasikan dengan peranan kerja terbaik mereka sebagai warga negara yang tinggal di NKRI.

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta Sitti Rahma menjelaskan bahwa peran perempuan khusus di tingkatan legislatif, telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang memperhatikan 30 persen keterwakilan perempuan. Artinya, dari tiga calon legislatif, satu di antaranya perempuan. Aturan itu bahkan lebih baik dari Pemilu 2009, di mana keterwakilan perempuan hanya tiga dari 10 calon legislatif. “Perempuan perlu peningkatan kualitas sumber daya untuk mendukung kerja-kerja mereka di sektor publik”.

Selain di sektor publik, peran perempuan sebagai ibu rumah tangga tidak kalah penting. “Awal generasi yang kuat dan berkualitas diciptakan dari keluarga. Di mana perempuan sebagai ibu yang menentukan itu,”. peningkatan kualitas perempuan sangat penting dan bagian dari tanggung jawab negara. Salah satunya dengan mengedepankan pendidikan pranikah yang saat ini belum menjadi hal yang diutamakan Negara. “Negara dapat kuat jika generasinya kuat. Generasi kuat diciptakan dari perempuan-perempuan yang berkualitas,”.

Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai esensi perjuangan Kartini telah menginspirasi dan memotivasi kaum perempuan untuk meningkatkan peran serta mereka dalam semua aspek kehidupan. Erny mengatakan "Esensi dari perjuangan Kartini itu sesuai dengan judul bukunya Habis Gelap, Terbitlah Terang yang artinya bagaimana memotivasi dan menginspirasi terutama perempuan-perempuan di seluruh dunia, terutama di Indonesia untuk meningkatkan peran sertanya dalam seluruh aspek kehidupan,"

Profil perempuan Indonesia versi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungangan Anak (KPPPA) tahun 2017 menyebutkan kesehatan perempuan perlu mendapatkan perhatian khusus, karena peran penting dalam melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Perempuan berperan mendidik anak dalam suatu rumah tangga, namun sayang masih banyak perempuan kurang mendapatkan perhatian terutama di bidang kesehatan. Karena, berdasarkan survei Statistik Kesejahteraan Rakyat Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 (Maret) untuk persentase penduduk perkotaan dan perdesaan yang memiliki keluhan kesehatan menunjukkan perempuan mencapai 32,58 persen, sedangkan laki-laki mencapai 29,36 persen.

Last modified: Saturday, 12 October 2024, 9:13 AM