Hasil Penelitian Masase Bayi di Luar Negeri dan dalam Negeri
Hasil Penelitian Masase Bayi Di Luar Negeri Dan Dalam Negeri
Adapun beberpa hasil penelitian tentang masase bayi di dalam Negeri adalah sebagai berikut :
a. Penelitian dengan judul pengaruh tekhnik pijat bayi prematur terhadap kenaikan berat badan. Adapun hasil dari penelitian adalah dengan jumlah sampel 36 orang bayi prematur. Hasil penelitian didapatkan jumlah bayi prematur pada kelompok kontrol yang tidak mengalami kenaikan sebanyak 55.6%. Jumlah bayi prematur pada kelompok intervensi yang mengalami kenaikan sebanyak 77.8%. (oleh DS Aditia · 2020 pada jurnal ipts ;
https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1734)
b. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Prematur di RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Adapun hasil dari penelitian adalah Penelitian ini menggunakan rancangan pre experimental one group pretest-posttest. Pengukuran ini dilakukan dengan mencatat berat badan bayi sebelum dilakukan terapi pijat dan berat badan setelah 5 hari berturut-turut dilakukan terapi pijat. Hasil uji statistik yang digunakan adalah T-Test dependent (paired t-test). Hasil uji statistik dengan analisa bivariat menunjukkan terdapat perubahan berat badan yang bermakna (p=0,000). Hal ini berarti bahwa terapi pijat berpengaruh dalam meningkatkan berat badan bayi prematur. (oleh W Wahyu · 2012 : http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/76) .
c. Pijat Bayi Dan Kenaikan Berat Bayi Berat Lahir Rendah Di Kota Samarinda. Adapun hasil dari penelitian adalah ada Analisis regresi linier yang dilakukan terdapat hubungan antara pijat bayi dan pemenuhan nutrisi (ASI eksklusif) terhadap kenaikan berat bayi berat lahir rendah (koefisien=22,67; p-value=0,004; 95%CI=7,68-37,65) dan memberikan kontribusi sebesar 25% untuk kenaikan berat bayi berat lahir rendah. Dapat disimpulkan bahwa Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberi perlakuan pijat lebih besar dibandingkan bayi yang tidak dilakukan pijat. Pemenuhan nutrisi (Asi eksklusif), keadaan kesehatan (tidak sakit), usia kehamilan <37 minggu dan usia bayi mampu mempercepat kenaikan berat bayi berat lahir rendah.(oleh Rita Puspita Tahun 2018 : http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK/article/view/3620).
d. Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Adapun hasil dari penelitian adalah Berdasarkan dari hasil uji t-independent disimpulkan ada pengaruh pijat bayi yang signifikan terhadap peningkatan beratbadan bayi prematur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari hasil penelitian ini, diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan bayi prematur. Jadi, pijat bayi dapat digunakan juga sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada bayi prematur. (Oleh Destyna Yohana Gultom, tahun 2015 : https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEBIDANAN/article/view/99)
e. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Neonatus. . Adapun hasil dari penelitian adalah Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan berat badan yang signifikan pada kelompok eksperimen, dengan p=0,003, atau dengan kata lain Ho ditolak. Jadi, penelitian ini memperlihatkan bahwa pijat bayi mempengaruhi berat badan neonatus. (Meisa Daniati dan Riri Novayelinda Tahun 2018 : file:///C:/Users/Acer/Downloads/6944-14546-1-SM.pdf)
Sedangkan beberpa hasil penelitian tentang masase bayi di Luar Negeri adalah sebagai berikut :
a. Effect of abdominal massage on feeding intolerance among premature baby with mechanical ventilation in neonatal intensive care unit in indonesia (oleh Diki, dkk Tahun 2020 : Journal of Neonatal Nursing, https://doi.org/10.1016/j.jnn.2020.11.003) adapun hasil dari penelitian adalah : Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata-rata perbedaan residu lambung sebesar 0,65 cc dan distensi abdomen sebesar 0,59 cm pada kelompok intervensi (p < 0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol residu lambung meningkat 3,59 cc dan distensi abdomen 1,88 cm (p < 0,05). Perbedaan rata-rata dalam frekuensi muntah menurun pada keduanya. kelompok, terjadi penurunan sebesar 0,118 pada kelompok intervensi dan 0,18 pada kelompok kontrol (p = 0,63). Ada perbedaan yang bermakna kejadian intoleransi makan antar kelompok setelah intervensi (p=0,05), dimana kejadian intoleransi makan tidak meningkat (0%) pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol kelompok meningkat sebanyak 9 (52,9%) responden. Terdapat kontribusi yang signifikan terhadap faktor perancu dari jenis ventilasi mekanik pada jumlah residu lambung setelah intervensi (p = 0,02). Kesimpulan: Ada pengaruh pijat perut terhadap kejadian intoleransi makan pada bayi prematur dengan ventilasi mekanik, sehingga peneliti merekomendasikan SPO pijat perut untuk dipertimbangkan sebagai pengobatan intoleransi makan pada bayi prematur dengan ventilasi mekanik di NICU
b. Effects of baby massage on neonatal jaundice in healthy Iranian infants: A pilot study (Oleh Hosein, dkk Tahun 2015 : http://dx.doi.org/10.1016/j.infbeh.2015.10.009) adapun hasil dari penelitian adalah : Ada 50 bayi baru lahir dalam penelitian 25 di setiap kelompok (50%). Ada perbedaan yang signifikan dalam kadar TCB antara dua kelompok (p = 0,000) dengan kelompok pijat yang memiliki kadar bilirubin lebih rendah. Sedangkan untuk frekuensi feses terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pada hari pertama menunjukkan lebih banyak defekasi pada kelompok kontrol (p = 0,042) yang pada hari berikutnya tidak bermakna dan frekuensinya hampir sama. Kesimpulan: Kelompok pijat memiliki kadar bilirubin transkutan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga hasil uji coba ini menunjukkan bahwa memijat bayi baru lahir dapat disertai dengan tingkat bilirubin yang lebih rendah pada bayi baru lahir cukup bulan yang sehat.
c. Moderate versus light pressure massage therapy leads to greater weight gain in preterm infants (oleh Tiffany Field, dkk tahun 2006 : doi:10.1016/j.infbeh.2006.07.011) adapun hasil penelitian ini adalah : Enam puluh delapan bayi prematur (M GA= 30 minggu) secara acak diberikan terapi pijat tekanan sedang atau ringan. kelompok untuk menerima 15 pijat tiga kali per hari selama 5 hari. Status perilaku, perilaku stres, dan detak jantung dicatat selama 15 menit sebelum dan selama sesi terapi 15 menit pertama. Pertambahan berat badan dicatat selama periode terapi 5 hari. Sedang versus kelompok pijat tekanan ringan memperoleh lebih banyak berat badan secara signifikan per hari. Selama pengamatan perilaku, moderat versus ringan kelompok pijat tekanan menunjukkan peningkatan yang jauh lebih rendah dari pra-sesi ke rekaman sesi pada: (1) tidur aktif; (2) rewel; (3) menangis; (4) gerakan; dan (5) perilaku stres (cegukan). Mereka juga menunjukkan penurunan yang lebih kecil dalam tidur nyenyak penurunan denyut jantung yang lebih besar dan peningkatan tonus vagal yang lebih besar. Dengan demikian, kelompok terapi pijat tekanan sedang tampaknya menjadi lebih santai dan kurang terangsang daripada kelompok pijat tekanan ringan yang mungkin berkontribusi pada kenaikan berat badan yang lebih besar kelompok terapi pijat tekanan sedang.