Masalah Mutu Pendidikan
2) Masalah Mutu
Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh
lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja
penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem
tes unjuk kerja
(performance test)
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Jika
tujuan pendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah:
Apakah keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa,
mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab,
warganegara yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan
sosial.
Meskipun disadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu
tidak semata-rnata hasii dari sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap
produk seperti itu system pendidikan dianggap rnempunyai andil yang cukup, yang
tetap menjadi persoalan ialah bahw& eara pengukuran mutu produk tersebut
tidak mudah. Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka
jika orang berbicara tentang rnutu pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan
dengan hasil belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA' Ebtanas, atau trasil
Sipenmaru, UMPTN (yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang
rnudah diukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran
tentang hasil pendidikan.
Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang ridak optimal menghasilkan skor
hasil ujian.yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut
adalah semu' Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih
terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemeraraan mutu, Di dalam Tap MPR
RI 1988 tentang GBHN dinyarakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan
diletakkan pada peningkaran mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan iimu
pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran
ilmu pengetahuan alam dan matematika. (Bp-7 pusat. l9g9: 6g.) umumnya kondisi
mutu pendidikan. di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan
utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan.
Ø Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan
kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang
pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta
mobilitas komponen - komponen tersebut.
upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai
berikut:
- seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
- Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain – lain.
- Penyempurnaan kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung ,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan, PAP.
- Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
- Penyempumaan sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
- Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
- Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
· Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
· Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan pengawas.
· Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru / UMPTN.
· Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
· Masalah efisiensi Pendidikan
Masaah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiennya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensi tensinya berartl rendah.Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana di lapangan.