7.3. TI dan Epik Transformasi Ekonomi
Studi yang dilakukan Nolan dan Crosson (1995) yaitu dengan mempelajari secara mendalam perkembangan penggunaan teknologi informasi dalam kapasitasnya sebagai konsultan teknologi informasi. Studi Nolan dan Crosson tersebut secara sederhana menyingkat implikasi teknologi informasi dengan pertanyaan.
Pertanyaannya adalah, mengapa lingkungan bisnis sekarang ini begitu tidak pastinya dan turun-naik (volatile) dan tampaknya berlawanan?
Jawaban pertanyaan ini adalah bahwa kita berada pada suatu epik transformasi ekonomi, yang menempatkan kebutuhan yang luarbiasa untuk eksekutif masa kini sehingga diperlukan:
· Penguasaan teknologi informasi (TI) baru untuk komputing dan jaringan, yang mempunyai kekuatan dan daya sebar ekuivalen dengan teknologi mesin uap pada masa ekonomi industrial.
· Penguasaan struktur organisasi baru, seperti organisasi jaringan dimampukan oleh TI, yang didongkrak teknologi informasi seberhasil hirarki fungsional bentuk-M (multidivisional) mendongkrak teknologi ekonomi industrial.
· Penguasaan mengelola sektor pekerjaan dominan baru, professional entrepreneurs, yang dibuka oleh produktivitas tambahan dalam aktivitas industrial.
Edge computing bukanlah sekedar trend, namun merupakan sebuah solusi pemrosesan data yang terbukti membantu perusahaan mengatasi masalah latensi, tuntutan operasional, dan keamanan, terutama di lingkungan seperti saat ini. Gartner memperkirakan bahwa 75 persen data perusahaan diharapkan dibuat dan diproses di edge pada tahun 2025, dan laporan 2019 oleh Analysys Mason menunjukkan bahwa perusahaan akan mengalokasikan rata-rata 30 persen dari anggaran TI mereka untuk edge computing selama tiga tahun ke depan.
Dengan semakin agresifnya perusahaan dalam mempercepat transformasi digitalnya lebih dari sebelumnya, edge computing dapat memaksimalkan pengelolaan data lokal yang dihasilkan dari berbagai perangkat digital dan terhubung. Data merupakan faktor penting kesuksesan sebuah bisnis. Perusahaan sangat bergantung pada data untuk membuat keputusan yang lebih baik, merumuskan keunggulan kompetitif yang dimiliki, dan mendorong pendapatan.
Perkembangan teknologi cloud computing akan semakin dipercepat dengan adanya tren Edge Computing dan penerapan Making Indonesia 4.0, dimana pertumbuhan dari data dan informasi yang perlu dianalisa akan membutuhkan teknologi komputasi yang memilki skalabilitas dan fleksibilitas dari sisi daya listrik dan kecepatan yang sangat mumpuni, sehingga cloud computing menjadi teknologi pilihan.
Seiring dengan perkembangan teknologi edge dan cloud computing, tentunya dibutuhkan infrastruktur pendukung agar mampu memberikan layanan yang optimal, baik di SaaS (Software as a Service), PaaS (Platform as a Service), maupun di IaaS (Infrastructure as a Service), sehingga infrastruktur data center menjadi hal yang penting dan utama untuk diperhatikan. Selain itu, hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan terhadap teknologi data center adalah diharapkan memiliki pengaturan sistem yang efisien dan efektif, sehingga teknologi tersebut memiliki kemampuan Prediktif, Pengawasan Jarak Jauh, dan Contingency Fail Over.
Di era edge computing, edge data center memiliki peranan sangat penting dalam lingkungan kegiatan operasional yang berbasis perangkat IoT dimana tuntutan akan koneksi jarak jauh yang lebih cepat antara data center atau cloud dengan perangkat kerja jarak jauh dan kolaborasi lintas batas semakin tinggi. Hal ini berarti orang dan bisnis semakin bergantung pada data center.
Membangun data center yang berkelanjutan dan andal sangat lah penting dalam mengakomodasi permintaan yang terus bertumbuh. Berdasarkan data internal dari Schneider Electric, konsumsi energi data center diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2040 dimana peningkatan sebagian besar terjadi karena meningkatnya pemanfaatan edge data center. Diperkirakan terdapat sekitar 7,5 juta micro data center baru yang dibangun hingga tahun 2025 dengan konsumsi energi global mencapai 120 GW hanya untuk fasilitas edge saja dan mencetak jejak karbon antara 450.000 hingga 600.000 ton per tahun.
Hal ini berarti bahwa perencanaan desain dan peralatan digital yang terstruktur menjadi semakin penting daripada sebelumnya. Standardisasi menyederhanakan penerapan dan pemeliharaan yang akan memberikan keuntungan bagi semua orang, termasuk mitra. Sementara itu sistem yang terintegrasi memberikan manfaat lebih dalam penerapan dan pengelolaan edge data center.