Pengertian Keterampilan Variasi Stimulus

Pengertian Keterampilan Variasi Stimulus

Menurut Montessori bahwa anak memiliki masa peka terhadap segala stimulus yang diterima melalui panca inderanya. Panca indera yang dimiliki anak merupakan pintu untuk masuknya informasi (pengetahuan). Semakin banyak dan bervariasi informasi yang ditangkap melalui paca indera yang dimilikinya (mata, hidung, telingan, peraba), maka akan semakin banyak dan beragam pula informasi atau pengetahuan yang diperolehnya.

Informasi atau pengetahuan yang diterima bukan hanya dilihat dari segi jumlah (kuantitas), melainkan keragaman informasi (pengetahuan) yang diperoleh. Ketika anak mengamati gambar rumah dengan warna yang bermacam-macam, misalnya bentuk atau modelnya, ukurannya besar dan kecil, dan keragaman gambar rumah yang bervariasi, maka anak akan mendapatkan informasi tentang warna, bentuk, ukuran dan variasi-variasi lain sesuai dengan yang ditunjukkan dari gambar rumah tersebut. Sebaliknya jika seorang anak melihat gambar rumah hanya satu ukuran satu model, dan satu warna, maka pengelaman (pengetahuan) yang dapatnya hanya sedikit dibandingkan dengan contoh gambar yang bervariasi seperti dikemukakan di atas.

 

Dari penjelasan dan contoh yang telah dikemukakan di atas, secara sederhana dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan variasi stimulus adalah ”upaya guru untuk memberikan stimulus pembelajaran secara beragam (variasi), sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera dan cara yang berbeda (bervariasi) untuk mendapatkan pengalaman belajar secara lebih luas dan mendalam”. Melalui pemberian stimulus yang bervariasi, misalnya dengan pesan pembelajaran yang dapat didengar (audio), yang dapat dilihat (visual), didengar dan dilihat (audio visual), diraba, dicium (hidung), maka selain akan memperkaya informasi atau pengetahuan yang diperoleh siswa, juga proses pembelajaran akan dapat berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.

 

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP no. 19 tahun 2005. pasal 19:1). Untuk terjadinya proses pembelajaran seperti yang digariskan dalam PP tersebut, maka pemberian stimulus yang bervariasi menjadi suatu keharusan Dengan variasi stimulus yang bervariasi akan mendorong belajar secara aktif, mengembangkan prakarsa, membuka inspirasi, menumbuhkan kreativitas, serta mengembangkan sikap belajar yang pisitif lainnya

Menurut Wina Sanjaya bahwa tujuan dan manfaat dari variasi stimulus dalam pembelajaran adalah “untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap

Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenagkan bagi siswa; proses pembelajaran akan menarik dan menyenangkan sekaligus juga menantang bagi siswa apabila dalam proses pembelajaran tersebut terdapat beberapa aktivitas kegiatan yang dikondisikan oleh guru.

b. Mengihlangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas; Dengan adanya rangsangan (stimulus) yang beragam, maka siswa tidak dipaksa hanya memperhatikan terhadap satu objek atau satu jenis kegiatan saja, tetapi secara dinamis siswa akan mengalami proses kegiatan yang bervariasi, sehingga perasaan bosan dan kejenuhan akan bisa diatasi.

c. Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa; kemampuan siswa untuk memerhatikan sesuatu objek akan terbatas, demikian pula motivasi yang dimiliki siswa akan mengalami naik-turun. Oleh karena itu untuk menjaga perhatian dan motivasi belajar siswa agar tetap tinggi, variasi stimulus dapat menjadi solusi yang baik.

d. Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru; setiap siswa sudah dilengkapi dengan potensi yang sangat mendasar sebagai modal untuk dikembangkan yaitu rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu sebagai modal dasar ini, akan dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal jika siswa tersebut mengalami proses pembelajaran yang bervariasi.

e. Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda; secara umum tipe belajar siswa dapat digolongkan kedalam beberapa tipe yaitu: 1) visual, 2) audio, 3) audio-visual, 4) kinestetik. Dengan menerapkan strategi stimulus pembelajaran yang bervariasi, maka keragaman tipe belajar siswa akan terakomodasi sehingga kebutuhan dasar siswa dalam pembelajaran akan dapat dilayani.

f. Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa; keaktipan belajar harus dilihat dari segi yang luas, yaitu meliputi aktivitas fisik dan psikhis. Dengan menyediakan sumber-sumber pembelajaran yang bervariasi, dan model kegiatan pembelajaran yang bervariasi, maka aktivitas belajar siswa baik secara fisik maupun psikhis akan terjaga


Last modified: Monday, 14 June 2021, 6:39 AM