Pengertian Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Setiap siswa selain sebagai mahluk sosial juga sebagai mahluk individu yang unik, dan sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi fisik, tingkat kecerdasan maupun psikhisnya. Dari segi fisik misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedang dan pendek, dari segi tingkat kecersdasan ada yang tinggi, sedang dan biasa, demikian juga dari segi potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan. 

Seperti dijelaskan di atas di antara perbedaan yang dimiliki antar siswa misalnya dalam hal kecerdasar, ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang, dan rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan tinggi ia akan cepat memahami materi yang dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya. 

Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dengan masing-masing perbedaan dan potensinya dengan adil dapat dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani siswa yang tergolong sedang maupun rendah. Dengan melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogin, maka salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru adalah keterampilan mengajar dalam kelompok kecil dan perorangan. Dalam kontek pembelajaran bahwa belajar pada dasarnya adalah bersifat individual, walaupun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa yang satu dengan lainnya, selain memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda, juga memiliki cara tersendiri dalam proses pembelajarannya. 

Misalnya Qisti, seorang siswa dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi pembelajaran jika dilakukan melalui perbuatan atau aktvitas yang bersifat tindakan atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi terdiri dari tiga tipe, yaitu: Qisti tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi bertipe visual, dan Haikal bertipe kinestetik. Oleh karena itu jika guru menemukan adanya siswa yang lambat menguasai materi pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menghukum siswa sebagai anak yang bodoh, tapi mungkin karena cara mengajar yang dilakukan oleh guru, tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang diinginkan oleh siswa tersebut. Memang bukan pekerjaan mudah untuk dapat mengajar yang dapat menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda, karena guru sebagai manusia biasa tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Hanya dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu: kompetensi profesional, personal, dan sosial, guru harus berusaha dalam melaksanakan proses pembelajarannya memperhatikan karakteristik siswa secara individu, dan disinilah salah satu alasan mengapa guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan. 

Sesuai dengan makna yang tersirat dari kata “Kelompok kecil dan perorangan”, maka secara teknis guru ketika mengajar hanya menghadapi siswa dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan rata-rata jumlah siswa yang dihadapi dalam kelas pada umumnya yang berkisar antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, guru hanya melayani siswa antara 3 s.d 8 orang, untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan. 

Rumusan Depdikbud bahwa mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah ”terbatasnya jumlah siswa yang dihadapi oleh guru, ”yaitu berkisar antara 3 s.d 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan” (1985). Dalam penjelasannya dengan mengajap pada kelompok kecil dan perorangan, bukan berarti selamanya mengajar hanya pada satu kelompok atau seorang siswa saja, akan tetapi guru menghadapi banyak kelompok dan banyak siswa, yang masingmasing kelompok kecil atau setiap seorang siswa mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara kelompok dan atau perorangan. 

Dari pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan tersebut di atas, ada tiga unsur yang disebtu mengajar kelompok kecil dan perorangan, yaitu: 

• Kelompok kecil; yaitu anggota kelompok belajar yang terbatas jumlahnya antara 3 s.d 8 orang. Tapi bukan hanya satu kelompok itu saja, jika dalam satu kelas ada 20 siswa, maka jika akan menerapkan pembelajaran kelompok kecil tinggal dibagi rata 5 orang untuk siswa setiap kelompok, berarti dalam satu kelas ada 4 kelompok belajar. Setiap kelompok memiliki kewajiban dan hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan pembelajaran yang maksimal dari guru. 

• Perorangan; yaitu seusi dengan namanya perorangan, jika dalam satu kelas ada 20 oran sisa berbarti guru harus mampu melayani siswa secara individu untuk ke 20 orang tersebut.

Last modified: Saturday, 26 June 2021, 8:54 PM