2. Kebijakan Perdagangan Internasional Yang Biasa Ditempuh

Kebijakan substitusi impor (impori subtitusion policy)

Kebijakan subtitusi import adalah kebijakan memproduksi didalam negeri-negeri terhadap barang-barang yang tadinya import pemerintah pembangunan atau memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk mendirikan industri-industri yang dapat memproduksi barang-barang yang tadinya import.

Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dari kebijakan substitusi impor (SI)   :

1. Mengurangi Ketergantungan Pada Import

Terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk. Dalam konteks Indonesia, industri-industri yang dibangun berkaitan dengan penyediaan barang kebutuhan pokok, misalnya pengolahan makanan, tekstile, dan obat-obatan. Sedangkan yang menghasilkan produk antara, misalnya industri pupuk dan pengilangan minyak.

 

 

2. Memperkuat Sektor Industri

Pengembangan sektor industri diperlakukan untuk memperkuat perekonomian. Salah satu jalan untuk mempercepat bangunan industri adalah SI. Dimana pemerintah memberikan fasilitas yang memperbesar minat dan kemampuan swasta untuk berinvestasi.

3. Memperluas Kesempatan Kerja

Bertumbuhnya sektor industri juga dapat memperluas kesempatan kerja dengan demikian tenaga kerja yang melimpah di sektor pertanian akan diserap untuk sektor industri tanpa mengurangi output sektor pertanian.

4. Menghemat Devisa

Memperbaiki neraca pembangunan memberikan efek multiplikasi perekonomian domestik, sekaligus memperbaiki posisi perekonomian dunia yang umumnya dilihat dari surplus neraca perdagangan atau menurunnya defisit neraca perdagangan atau dari pasar modal.

Keterbatasan-keterbatasan SI :

1. Menguntungkan perusahaan asing

Perusahaan asing yang menanamkan modal di sektor industri substitusi impor, karena memperoleh proteksi di balik benteng tarif dan memperoleh fasilias keringanan pajak, serta intensif penanaman modal.

2. Pasar domestik cepat penuh

Rendahnya pendapatan per kapita penduduk NSB menyebabkan permintaan domestik akan produk-produknya amat kecil sehingga cepat jenuh.

3. Memunculkan atau memperkuat gejala monopoli dan atau oligopoli

Struktur pasar monopoli dan oligopoli cenderung mengurangi kesejahteraan konsumen karena jumlah output lebih sedikit, sedangkan harga jual menjadi lebih mahal.

4. Ketergantungan yang makin besar terhadap impor

Karena ketidaktersedianya industri pendukung, misalnya yang dapat menyediakan mesin dan bahan baku. Akibatnya kebijakan SI menimbulkan ketergantungan baru terhadap impor.


Last modified: Friday, 16 December 2022, 4:04 PM