4.1. Deskripsi Piutang
Audit Saldo Piutang
1. Deskripsi Piutang
Piutang adalah tuntutan atau klaim perusahaan kepada pihak lain, baik terhadap perorangan maupun terhadap suatu badan usaha yang terjadi karena adanya suatu transaksi. Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada perusahaan lain atau perorangan secara kredit. Piutang Usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiayan normal perusahaan.
2. Prinsip Akuntansi Piutang Usaha
a. Piutang usaha disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih (pada tanggal neraca). Piutang usaha disajikan dineraca sebesar jumlah bruto dikurangi dengan taksiran/ cadangan kerugian piutang tidak tertagih(CKP).
b. Jika tidak dibentuk cadangan kerugian piutang tidak tertagih, maka piutang disajikan dalam jumlah neto.Harus dicantumkan pengungkapan dineraca.
c. Jika piutang usaha bersaldo material, disajikan rinciannya di neraca.
d. Piutang usaha bersaldo kredit (di neraca), disajikan dalam kelompok hutang lancar.
e. Piutang non usaha yg jumlahnya material, harus dipisahkan dari piutang usaha
3. Asersi Manajemen pada Piutang Usaha
a. Keberadaan atau keterjadian piutang usaha
Keberadaannya atau keterjadiannya (existence or occurrence) Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan apakah aktiva atauutang perusahaan benar–benar ada pada tanggal neraca dan transaksi–transaksi yang tercatat telah benar–benar terjadi selama periode tertentu.
Keberadaan (eksistensi( suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujung fisiknya saja seperti kas, persediaan, dan aktiva tetap, namum ada pula yang tidak aja ujud fisiknya, misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutang diatas , manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha, benar – benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakan bahwaRp10.000.000,– adalah jumlah yang benar
b. Kelengkapan piutang usaha
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas
c. Hak kepemilikan piutang usaha
Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations) berhubungan dengan apakahaktiva tersebut benar – benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar-benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca. Asersi ini menyatakan ,bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwapiutang dan aktiva – aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar – benar milikperusahaan , dan utang – utang yang dilaporkan pada neraca benar – benarkewajiban perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitandengan komponen – komponen neraca khususnya aktiva dan utang
d. Penilaian piutang usaha
Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen- komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan
e. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.