10.3 Hal yang harus diperhatikan saat Audit Laporan Laba Rugi
Komponen laba rugi terdiri dari pos-pos:
- pendapatan operasi,
- harga pokok penjualan,
- beban operasi, pendapatan, dan
- beban di luar operasi dan pos luar biasa.
Tujuan Audit Laporan Laba Rugi
Secara singkat ada beberapa tujuan audit laporan laba rugi, yaitu :
- Untuk mengetahui dan memastikan bahwa ada prosedur internal yang baik dalam atas pendapatan dan beban serta dijalankan secara baik.
- Untuk memeriksa dan memastikan bahwa pendapatan yang benar-benar menjadi hak perusahaan sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan.
- Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan.
- Untuk memeriksa seberapa besar perbandingan antara periode sebelumnya dengan periode saat diaudit.
- Untuk memeriksa apakah semua pencatatan dan penyajian beban serta pendapatan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
A. Hal #1. Prinsip Conservatism dalam pengakuan pendapatan dan beban
- Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkiraan akan menjadi beban perusahaan pada periode yang diaudit, jumlahnya bisa diestimasi dan cukup material, harus dicatat sebagai beban. Misalnya, garansi untuk penjualan produk-produk perusahaan, harus di-accrued per tanggal laporan Neraca.
- Pendapatan yang belum pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan.
Pendapatan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang untuk perusahaan dagang dan industri, pada saat penyerahan jasa atau pada saat bisa dibuatkan faktur untuk perusahaan jasa, kecuali :
- Diakui pada saat penerimaan uang, misalnya untuk penjualan tunai dan penjualan cicilan.
- Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengakuan pendapatan yaitu menggunakan metode kontrak selesai (completed contract method) dan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method).
- Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah pasti barangnya pasti terjual atau cepat rusak, pendapatan bisa diakui pada saat selesainya produksi. Misalnya, untuk logam mulia dan hasil pertanian.
B. Hal #2. Konsep Matching Cost Against Revenue
Dalam laporan laba rugi harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam periode yang diaudit dengan biaya yang menjadi beban perusahaan untuk periode yang sama.
Tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima untuk pendapatan dan dibayarkan untuk biaya atau belum.
Menurut PSAK dan IFRS, pendapatan dan beban harus dicatat dengan dasar akrual (accrual basis) bukan dasar kas (cash basis).
Saat mengaudit pendapatan dan biaya, auditor harus memperhatikan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam pengakuan pendapatan dan beban.
Misalkan, auditor memeriksa laba rugi untuk tahun 2017, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan tahun 2017 haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi hak perusahaan dalam tahun 2017.
Begitu juga yang dilaporkan sebagai beban tahun 2017 haruslah yang betul-betul merupakan beban perusahaan dalam tahun 2017.
C. Hal #3. Waktu
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata uang asing harus dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
Aset dan kewajiban moneter yang tercantum dalam mata uang asing pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan Bank Indonesia pada tanggal Neraca, selisih kurs yang terjadi dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
Pengertian kurs tengah adalah kurs beli ditambah kurs jual kemudian dibagi dua. Sedangkan yang dimaksud aset moneter adalah kas, bank, piutang.