13.1-Difusi

Difusi bukan merupakan sebuah bentuk penyebaran budaya oleh manusia saja, tetapi juga merupakan sebuah bentuk integrasi budaya didalam masyarakat. Integrasi secara difusi ini banyak digunakan oleh para antropolog yang beraliran difusionisme seperti F. Graebner, F. Boas, W.Schimidt dan W. H. R. Rivers. Mereka memiliki keyakinan bahwa pada dasarnya kebudayaan manusia yang beragam terbentuk hanya dari satu macam budaya dan melakukan penyebaran budaya di seluruh dunia dengan membawa budaya-budaya yang ada di tempat asalnya migrasi ketempat tinggal mereka yang baru.

Dari budaya-budaya yang dibawa ini menimbulkan dampak yang positif dan negatif di tempat yang baru. Dampak positifnya yaitu terjadi perluasan hierarki kebudayaan di tempat yang baru sehingga dominasi budaya ini menimbulkan sebuah dinamika masyarakat di tempat yang baru memunculkan berbagai macam kebudayaan yang baru di lingkungan hidup mereka yang baru namun memiliki dasar dan pola yang sama di tempat asal mereka.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari difusi ini adalah shock culture pada masyarakat, ini karena tempat yang baru mereka tinggali sangat berbeda dengan tempat asal mereka sehingga mereka dipaksa berintegrasi dengan lingkungan mereka, dengan cara melakukani novasi-inovasi pada budaya secara radikal. Dari sini mereka mulai membuat sebuah pertaruhan akan kehidupan mereka pada sesuatu yang benar-benar baru.

Dari sini dapat dilihat bahwa integrasi yang bersifat difusi adalah pembauran sistem dan nilai budaya dengan tempat tinggal yang baru bagi masyarakat, yang sangat berbeda keadaannya dengan tempat asalnya.Tetapi dengan masih menjaga pondasi-pondasi budayanya secara tetap berpedoman pada prinsip pokok budaya asal. Karena itu integrasi budaya secara difusi ini memiliki ciri, bahwa budaya yang terintegrasikan berasal dari satu budaya yang berkembang di tempat yang lama manusia tinggal, namun setelah terjadi perkembangan maka integrasi (pendamaian) dilakukan dengan kondisi lingkungan yang baru, yang manusia tempati (biasa disebut dengan eko-budaya).






Terakhir diperbaharui: Monday, 11 December 2023, 15:29