Topic outline

  • Topik 1: Pengantar Statistika

    Definisi:

    Statistik   : Sajian narasi situasi atau penelitian dalam bentuk data dalam angka atau bukan.

    Statistika  : Ilmu yang mempelajari tentang penggunaan dan analysis data

     Statistik terbagi dua :

    Statistik Deskriptif : Statistik naratif, gambaran situasi

    Statistik Inferensial : Statistik yang digunakan untuk pengolahan dan analisis data


  • Topik 2: Populasi Dan Sampel

    Populasi : Kumpulan Entitas dalam suatu lingkungan dengan karakter yang homogen

    Sampel: Bagian dari populasi yang dianggap mewakili ciri/karakter populasi.

    Teknik pengambilan sampel.

  • Topik 3: Pengukuran Terpusat

    Pengukuran Terpusat:

    Pengukuran Terpusat adalah pengukuran dengan data tunggal

    Pengukuran terse but adalah:

    1. Mean atau rata-rata

    Yaitu jumlah akumulasi seluruh data dibagi dengan banyak data.

    2. Median atau nilai tengah

    Yaitu nilai tengah pada urutan data dari yang terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.

    3. Modus atau data terbanyak dengan nilai yang sama

    Yaitu data yang nilainya paling sering mucul.


  • Topik 4: Pengukuran Kelompok I

    Pengukuran Data Kelompok


    1) Range : Rentang Data 
    Jarak antara data tertingi dan data terendah
    R = Data terbesar-Data terkecil


    2)  Banyak kelas yang akan dibuat (K).
    K = 1 + 3,33 log N
    Dimana:
    K= banyak kelas yang akan dibuat
    N= banyaknya data


    3) Menentukan jarak  interval kelas tau Panjang Kelas
    P = R/K
    P = Panjang Kelas 
    R = Rentang Data
    K= Banyak kelas



  • Topik 5: Pengukuran Kelompok II (Mean, Modus, Kuartil, dan Median)

    Topik 5: Pengukuran Kelompok II (Mean, Modus, Kuartil, dan Median)

    Pada data berkelompok, mean, modus, dan median didapat dengan rumus yang berbeda dengan rumus pada data tunggal.

    Pada Topik ini kita akan belajar menghitung beberapa pengukuran dalam data berkelompok, yaitu:

    Mean 

    Modus

    Kuartil

    Median

  • Topik 7: Latihan Soal

    Latihan Soal

    1. Berikan contoh data nominal dan data interval masing-mainsg 2

    2. Apa yang disebut data diskrit?

    3. Apa arti probability sampling?

    4. Sebutkan jenis-jenis non probability sampling

    5. Diketahui data sebagai berikut: 9.5, 7, 7.5, 8, 5, 6, 6, 8, 6.5, 6

    cari mean, median, dan modusnya

    6. Diketahui data kelompok sebagai berikut, 

    data kelompok

    soal :

    1. Buat tabel frekwensi nya

    2. mean, modus, kuartil dan median

    3. SD dan varians untuk populasi nya


  • Topik 8: UTS

    UTS

    Jawab Soal pada Sub Topik sesuai kelasnya

    •  Soal UTS KELAS PAGI Assignment
      Restricted Not available unless:
      • You belong to Statistika Pagi
      • It is before 9 May 2020, 10:30 AM
    •  Soal UTS KELAS MALAM Assignment
      Restricted Not available unless:
      • You belong to Statistika Malam
      • It is before 9 May 2020, 9:30 PM
  • Topik 9: Hipotesa

    Hipotesa


     hipotesa dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan atau jawaban sementara

    Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti 

    di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika 

    dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. 

    Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji 

    atau dibuktikan kebenarannya.

    Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja 

    menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis 

    telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

    Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni 

    hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada 

    menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika 

    apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu 

    pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis 

    penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat 

    diberlakukan pada populasi atau tidak.

  • Topik 10 : Uji Hipotesis Asosiatif


    PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF 

    Hipotesis  asosiatif merupakan  dugaan  adanya hubungan  antar  variabel dalam  populasi, melalui  data hubungan  dalam  sampel.   Untuk  itu,  dalam  langkah  awal pembuktiannya,  perlu dihitung terlebih dulu koefisien korelasi antar variabel dalam sampel, kemudian koefisien yang ditemukan  tersebut  diuji signifikansinya.    Jadi  menguji hipotesis  asosiatif  adalah menguji koefisien  korelasi  yang ada  pada  sampel untuk  diberlakukan  pada seluruh  populasi  tempat sampel diambil.   

     

    Terdapat tiga macam hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab akibat  (kausal), dan  hubungan  interaktif (saling  mempengaruhi).      Untuk mencari  hubungan antara  dua variabel  atau  lebih dilakukan  dengan  menghitung koefisien  korelasi  antara variabel-variabel tersebut.  Koefisien korelasi merupakan angka  yang menunjukkan arah dan kuatnya  hubungan antar  variabel.    Arah hubungan  dinyatakan  dengan tanda  positif  atau negatif, sedangkan  kuatnya  hubungan ditunjukkan  dengan  besarnya angka  koefisien  korelasi yang besarnya berkisar antara 0 sampai dengan ±1.   

    Hubungan  positif antara  dua  variabel memberikan  arti  bahwa naiknya  salah  satu 

    variabel  akan menyebabkan  naiknya  variabel yang  satunya.    Sedangkan hubungan  yang negatif  mengandung arti  bahwa  ketika salah  satu  variabel nilainya  naik  maka  variable yang lain  turun.  

     

    Sebagai  hubungan yang  positif  antara besarnya  pendapatan  dengan besarnya belanja bulanan, mengandung arti bahwa ketika pendapatan naik, maka belanja bulanan juga semakin naik.    Sedangkan  hubungan negatif  terjadi  misalnya dalam  hubungan  antara faktor usia  dengan  daya ingat,  yang  berarti bahwa  semakin 

    bertambah  usia seseorang  maka  daya ingat akan semakin menurun. Demikian juga sebalknya.   

     

    Angka  koefisien korelasi  yang  berkisar antara  0  sampai dengan ±1  menujukkan kuat/lemahnya hubungan kedua variabel tersebut.  Koefisien korelasi +1 menunjukkan bahwa antara  kedua   variabel   tersebut  terdapat   hubungan   positif  sempurna.      Sempurna   disini mengandung arti bahwa naik atau turunnya salah satu variabel bisa dijelaskan dengan variabel yang  lain dengan  sepenuhnya  tanpa kesalahan  sedikitpun.        Sedangkan  koefisien korelasi sebesar nol, berarti bahwa antara kedua variabel tersebut sama sekali tidak terdapat hubungan. Artinya, naik atau turunnya variabel yang satu sama sekali tidak mempengaruhi variabel yang lain.   Namun, dalam kehidupan sosial, korelasi sebesar nol dan satu ini jarang sekali terjadi (tidak pernah ada).   

     Dalam   analisis  statistik,   besarnya   koefisien  korelasi   bisa   digambarkan  dengan penyebaran  titik  data dalam  kurva  X-Y.   Gambar-gambar  yang  menunjukkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

    hubungan antar variabel



    Gambar  1. menunjukkan  persebaran  hubungan antara  variabel  X dan  variabel  Y yang  tidak menujukkan  pola tertentu.    Artinya,  pada saat  variabel  X rendah,  variabel  Y  bisa  rendah atau tinggi, demikian juga pada saat variabel X tinggi.  Pola seperti ini menujukkan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. 

     

    Gambar  2. menujukkan  ketika  variabel X  rendah  maka variabel Y  juga  rendah.   Pada  saat variabel  X tinggi  maka  variabel Y  juga  tinggi.   Hubungan  seperti  ini menunjukkan  bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan positif yang cukup kuat.   

     

    Gambar  3. menujukkan  ketika  variabel X  rendah  maka variabel Y  tinggi,  dan     pada  saat variabel X tinggi maka variabel Y rendah.  Hubungan seperti ini menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan negatif yang cukup kuat.   

     

    Terdapat   bermacam-macam   teknik  statistik   korelasi   yang  dapat   digunakan  untuk menguji hipotesis asosiatif.  Teknik koefisien  yang mana yang akan dipakai tergantung pada jenis data  yang  dianalisis.   Berikut  adalah  berbagai teknik  statistik  korelasi yang digunakan untuk  menguji  hipotesis asosiatif.    Uji  korelasi untuk  data  interval dan  rasio  menggunakan statistik  parametriks, sedangkan  uji  korelasi untuk

    data nominal  dan  ordinal menggunakan statistik nonparametriks. 

     

    Teknik uji hipotesis asosiatif


  • Topik 11: Uji Hipotesis Komparatif

    PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARATIF 

              

      Hipotesis komparasi adalah suatu pengujian dengan cara membandingkan atau dugaan ada tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap nilai dua kelompok atau lebih. Jadi, pada hipotesis komparasi hanya sekedar membedakan dan tidak sama sekali memperhatikan hubungan antar variabel. Bila Ho dalam pengujan diterima maka nilai perbandingan dua sampel atau lebih dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu.

               Terdapat dua model komparasi yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi lebih dari dua sampel (komparasi k sampel). Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel yang berkorelasi dan sampel yang tidak berkorelasi disebut dengan sampel independen.

     

    1.      Komparatif Dua Sampel

              Pengujian hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi dan independen dapat menggunakan statistik parametris dan nonpametris.  Terdapat 3 macam pengujian komparatif dua sampel, yaitu:

     

    a.      Uji Dua Pihak

           Uji dua pihak mempunyai bunyi rumusan hipotesis nol dan alternatif yaitu:

    Ho  : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pegawai  
                  yang mendapat kendaraan dinas dengan tidak.

    Ha  : Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pegawai  
                 yang mendapat kendaraan dinas dengan tidak.

           Hipotesis statistiknya

    Ho : μ1 = μ2

    Ha : μ1 ≠ μ2

     

    b. Uji Pihak Kiri

              Uji pihak kiri digunakan apabila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya adalah sebagai berikut :

    Ho   :  Prestasi belajar mahasiswa yang masuk sore hari lebih besar atau sama dengan yang masuk pagi hari.

    Ha   :  Prestasi belajar mahsiswa yang masuk sore hari lebih rendah dari yang masuk pagi hari.

    Hipotesis statistiknya:   

     Ho : μ1 ≥ μ2

     Ha : μ1 < μ2

     

    c.  Uji Pihak Kanan

             Uji pihak kanan digunakan bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya berbunyi sebagai berikut :

    Ho :  Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih kecil atau sama dengan Pegawai Negeri.

    Ha :  Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih besar dari Pegawai Negeri.

    Atau dapat ditulis dalam bentuk :

    Ho : μ1 ≤ μ2

    Ha : μ1 > μ2

     

    2.      Sampel Berkorelasi

     

    a.      Statistik Parametris

    t-test

              Statistik Parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio menggunakan t-test. Contoh pengujian hipotesisnya yaitu:

    Ho :  Tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai 
                  antara sebelum dan setelah mendapat kendaraan dinas.

    Ha  :  Terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara 
                   sebelum dan setelah mendapat kendaraan dinas.

     

    b.      Statistik Nonparametris

     

    b.1.      Mc Nemar Test

                  Teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal atau diskrit. Rancangan penelitian biasanya berbentuk “ before after”. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan /treatment. Test Mc Nemar berdistribusi Chi Kuadrat ( λ). Contoh pengujian Hipotesisnya yaitu:

     Ho :   Tidak terdapat perubahan (perbedaan) penjualan sebelum dan 
                  sesudah ada sponsor.

      Ha : Terdapat perubahan penjualan sebelum dan sesudah ada 
                  sponsor.

     

    b.2.      Sign Test (Uji Tanda)

                 Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Teknik ini dinamakan uji tanda (sign test) karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negatif. Misalnya dalam  suatu eksperimen, hasilnya tidak dinyatakan berapa besar perubahanya secara kuantitatif, tetapi dinyatakan dalam bentuk perubahan yang positif dan negatif.

                Hipotesis nol (Ho) yang diuji adalah : p (XA > XB ) = P (XA < XB ) = 0,5. Peluang berubah dari XA ke XB = peluang berubah dari XB ke XA = 0,5, atau peluang untuk memperoleh beda yang bertanda positif sama dengan peluang untuk memperoleh beda yang negatif. Jadi kalau tanda positif jauh lebih banyak dari negatifnya, dan sebaliknya, maka Ho ditolak. XA = nilai setelah ada perlakuan (treatment) dan XB = nilai sebelum ada kelompok yang diobservasi. Bila jarak antara median dengan tanda positif dan negatif sama nol, maka Ho diterima. Contoh pengajuan Hipotesisnya yaitu: 

     

    Ho  :   Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan inssentif terhadap kesejahteraan keluarga baik menurut suami maupun istri.

    Ha  :   Terdapat pengaruh positif dan signifikan kenaikan insentif yang diberikan oleh perusahaan terhadap kesejahteraan keluarga baik  menurut suami maupun isteri.

     

    b.3.     Wilcoxon Match Pairs Test

               Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan, sedangkan dalam uji Wilcoxon ini diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang). Contoh pengujian hipotesisnya:

    Ho :AC tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja 
               pegawai.

    Ha     :AC berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

      

    3.      Sampel Independen (Tidak Berkorelasi)

                   Menguji hipotesis dua sampel independen adalah menguji kemampuan generalisasi rata–rata data dua sampel yang tidak berkorelasi. Misalnya perbandingan penghasilan petani dan nelayan, disiplin kerja pegawai negeri dan swasta. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif, tergantung jenis datanya. Teknik statistik t-test adalah merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data ratio atau interval, sedangkan statistik nonparametris yang dapat digunakan adalah: median test , mann-Whitney, kolmogorov smirnov, fisher exact, chi kuadrat, test run wald-Wolfowitz. Statistik nonparametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal dan ordinal.

    a.      Statistik Parametris

             t-test

    baca sub topik 1

     

     

     

     

    b. Statistik Nonparametris

     

    b.1 Chi Kuadrat (λ2) dua sampel

              Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berbetuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan rumus yang telah ada, atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom ).

     

    Kelompok

    Tingkat pengaruh perlakuan

    Jumlah sampel

    Berpengaruh

    Tidak berpengaruh

    Kelompok eksperimen

    a

    b

    a+b

    Kelompok kontrol

    c

    d

    C+d

    Jumlah

    a+c

    b+d

    n


    contoh soal pada link ini ; https://www.statistikian.com/2012/11/rumus-chi-square.html 

    b.2      Fisher Exact Probability Test

             Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal. Uji Fisher merupakan suatu tehnik untuk menganalisa data diskrit (nominal atau ordinal) ketika dua sampel independen adalah kecil

     

     

     

    b.3     Test Median (Median Test) 

                    Test median digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbrntuk nominal atau ordinal. Pengujian didasarkan atas median dari sampel yang diambil secara random. Dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi: tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.Untuk menggunakan test median, maka pertama–tama harus dihitung gabungan dua kelompok (median untuk semua kelompok). Selanjutnya dibagi dua, dan dimasukkan ke dalam tabel seperti berikut:

     

    Kelompok

    Kel.I

    Kel.II

    Jumlah

    >Median Gabungan

    A

    B

    A+B

    ≤Median Gabungan

    C

    D

    C+D

    Jumlah

    A+C=n1

    B+D=n2

    N=n1 ˧ n2

     

     

    b.4 Mann-Whitney U-Test

                  U Test ini digunakan unutuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu dirubah dulu ke dalam data ordinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya dapat menggunakan t-test untuk pengujiannya, tetapi bila asumsi t-test tidak dipenuhi (misalnya data harus normal), maka test ini dapat digunakan.

                   Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, digunakan dalam perhitungan, arena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U table.

    contoh uji Mann-Whitney bisa dilihat pada link ini:https://statistikceria.blogspot.com/2014/06/contoh-perhitungan-manual-uji-u-mann-whitney.html

     

    b.5      Test Kolmogorov Smirnov Dua Sampel

             

     Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

    D= maksimum [Sn(X) – Sn( X)]

     

    b.6       Test Run Wald-Wolfowitz

     

                Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, dan disusun dalam bentuk run. Oleh karena itu, sebelum data dua sampel (n1 + n2 ) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu ke dalam bentuk rangking, baru kemudian dalam bentuk run. Kriteria pengujian untuk run test adalah bila run hitung lebih besar atau sama dengan run dari tabel untuk taraf kesalahan tertentu, maka Ho diterima (r hitung  ≥ r tabel, Ho diterima).


  • Topik 12 : Uji Homogenitas dan Normalitas

    Uji Homogenitas dan Normalitas

    Uji Normalitas dan uji homogenitas menguji kelayakan  data yang bisa digunakan uni hipotesis dalam penelitian.

    1. Uji Normaltas

    Uji Normalitas sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas dilakukan untuk melihat data yang terkumpul adalah data yang baik atau tidak. Data yang baik mengikuti kurva normal.

    Contoh: Apabila instrumen (kuesioner) kurant baik atau responden (sampel) menjawab tidak sesuai (asal-asalan) maka akan terjadi ktidaknormalan data. Salah satu kasus yang bisa kita pahami adalah apabila guru/dosen memberikan soal ujian yang terlalu mudah maka hasil ujian akan relatif sama dengan nilai yang bagus, begitu sebaliknya apabila soal ujian terlalu sulit maka hasil ujian akan yang jelek mendominasi. Apabila kuesioner yang diberikan terlalu menjemukan atau tidak tepat maka hasill kuesioner tidak akan memenuhi kurva normal.

    2. Uji Homogenitas

    Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa kumpulan data memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Pada penelitian terutama eksperimental homogenitas memgang peranan penting agar gangguan dari variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian besarannya tidak signifikant mengganggu fungsi persamaannya. 

    Contoh: apabila kita meneliti hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar barus kita pastikan bahwa sampel yang kita miliki relatif sama  (homogen) tau tidak mempunyai rentang IQ yang jauh berbeda. Sehingga faktor kesenjangan variabel IQ tidak mengganggu habil penelitian 

    Model yang sesuai dengan keadaan data adalah apabila simpangan estimasinya mendekati 0. Untuk mendeteksi agar penyimpangan estimasi tidak terlalu besar, maka homogenitas variansi kelompok-kelompok populasi dari mana sampel diambil, perlu diuji. (dalam Matondang, 2012)


  • Topik 13 : Analisa Regresi

    Analisa Regresi

    Analisis Regresi Sederhana


    Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen.Analisis Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam model regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan variabel y secara proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan x diikuti oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak bersifat linier.

    Secara matematis model analisis regresi linier sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

    Y = A + BX + e

    Y adalah variabel dependen atau respon

    A adalah intercept atau konstanta

    B adalah koefisien regresi atau slope

    e adalah residual atau error

    Secara praktis analisis regresi linier sederhana memiliki kegunaan sebagai berikut:

    1. Model regresi sederhana dapat digunakan untuk forecast atau memprediksi nilai Y.  Terlebih dahulu harus dibuat model atau persamaan regresi linier. Ketika model yang fit sudah terbentuk maka model tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi nilai Y berdasarkan variabel Y yang diketahui. Katakanlah sebuah model regresi digunakan untuk membuat persamaan antara pendapatan (X) dan konsumsi (Y). Ketika sudah diperoleh model yang fit antara pendapatan dengan konsumsi, maka kita dapat memprediksi berapa tingkat konsumsi masyarakat ketika kita sudah mengetahui pendapatan masyarakat.

    2. Mengukur pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Misalkan kita memiliki satu serial data variabel Y, melalui analisis regresi linier sederhana kita dapat membuat model variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap variabel Y. Hubungan antara variabel dalam analisis regresi bersifat kausalitas atau sebab akibat. Berbeda halnya dengan analisis korelasi yang hanya melihat hubungan asosiatif tanpa mengetahui apa variabel yang menjadi sebab dan apa variabel yang menjadi akibat.

    Model regresi linier sederhana yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi berikut:

    1. Eksogenitas yang lemah, kita harus memahami secara mendasar sebelum menggunakan analisis regresi bahwa analisis ini mensyaratkan bahwa variabel X bersifat fixed atau tetap, sementara variabel Y bersifat random. Maksudnya adalah satu nilai variabel X akan memprediksi variabel Y sehingga ada kemungkinan beberapa variabel Y. dengan demikian harus ada nilai error atau kesalahan pada variabel Y. Sebagai contoh ketika pendapatan (X) seseorang sebesar Rp 1 juta rupiah, maka pengeluarannya bisa saja, Rp 500 ribu, Rp 600 ribu, Rp 700 ribu dan seterusnya.

    2. Linieritas, seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa model analisis regresi bersifat linier. artinya kenaikan variabel X harus diikuti secara proporsional oleh kenaikan variabel Y. Jika dalam pengujian linieritas tidak terpenuhi, maka kita dapat melakukan transformasi data atau menggunakan model kuadratik, eksponensial atau model lainnya yang sesuai dengan pola hubungan non-linier.

    3. Varians error yang konstan, ini menjelaskan bahwa varians error atau varians residual yang tidak berubah-ubah pada respon yang berbeda. asumsi ini lebih dikenal dengan asumsi homoskedastisitas. Mengapa varians error perlu konstan? karena jika konstan maka variabel error dapat membentuk model sendiri dan mengganggu model. Oleh karena itu, penanggulangan permasalahan heteroskedastisitas/non-homoskedastisitas dapat diatasi dengan menambahkan model varians error ke dalam model atau model ARCH/GARCH.

    4. Autokorelasi untuk data time series, jika kita menggunakan analisis regresi sederhana untuk data time series atau data yang disusun berdasarkan urutan waktu, maka ada satu asumsi yang harus dipenuhi yaitu asumsi autokorelasi. Asumsi ini melihat pengaruh variabel lag waktu sebelumnya terhadap variabel Y. Jika ada gangguan autokorelasi artinya ada pengaruh variabel lag waktu sebelumnya terhadap variabel Y. sebagai contoh, model kenaikan harga BBM terhadap inflasi, jika ditemukan atukorelasi artinya terdapat pengaruh lag waktu terhadap inflasi. Artinya inflasi hari ini atau bulan ini bukan dipengaruhi oleh kenaikan BBM hari ini namun dipengaruhi oleh kenaikan BBM sebelumnya (satu hari atau satu bulan tergantung data yang dikumpulkan).



  • Topik 14 : Uji Validitas dan Reliabilitas dan Regresi dengan SPSS

    Uji Validitas dan Reliabilitas  dan Regresi dengan SPSS



    • Topik 15: Latihan Soal

      Latihan Soal

      Lihat Sub Topik 1

      •  Sub Topik 1: Latihan Soal Page
        Restricted Not available unless:
        • It is before 9 July 2020, 10:30 AM
        • You belong to Statistika Pagi
      •  Sub Topik 1: Latihan Soal Page
        Restricted Not available unless:
        • It is before 9 July 2020, 9:15 PM
        • You belong to Statistika Malam
    • Topik 16 : UAS

      UAS

      Kerjakan soal pada sub topik

      •  Sub topik 1 : UAS STATISTIK KELAS PAGI Assignment
        Restricted Not available unless:
        • It is before 16 July 2020, 10:30 AM
        • You belong to Statistika Pagi
      •  Sub topik 2 : UAS STATISTIK KELAS MALAM Assignment
        Restricted Not available unless:
        • It is before 16 July 2020, 8:30 PM
        • You belong to Statistika Malam