14. 1. Pengertian Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar
Sibernetik Sibernetik merupakan bentuk kata serapan dari kata ‘Cybernetic’
yakni sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan balik. Kata
‘cybernetic’ yang selanjutnya ditulis dengan kata sibernetik berasal dari
bahasa Yunani yang berarti pengendali atau pilot. Bidang ini menjadi disiplin
ilmu komunikasi yang berkaitan dengan mengontrol mesin komputer. Istilah ini
dipakai pertama kali oleh Louis Couffignal tahun 1958. Kini istilah sibernetik
berkembang menjadi segala sesuatu yang berhubungan dengan internet, kecerdasan
buatan dan jaringan komputer. Istilah ‘Cybernetic’ pertama kali dikeluarkan
oleh Nobert Wiener, seorang ilmuwan dari Massachussets Institut Of
Technology (MIT), untuk menggambarkan kecerdasan buatan (artificial
intelligence). Istilah ini digunakan untuk
menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan berlangsungnya
proses komunikasi. (DMK, 2017)
Uno Thobroni (2015:153) menjelaskan, teori belajar sibernetik adalah yang paling baru dari semua teori belajar yang telah dikenal. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut Teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini memiliki kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik. Namun, yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses karena informasi akan menentukan proses.
Ridwan Abdullah Sani (2013: 35) berpendapat, teori sibernetik
merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar yang telah ada, seperti teori belajar
behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan teori belajar
kognitif. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
informasi. Teori ini memiliki kesamaan dengan teori kognitif, yaitu
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Perbedaannya teori ini
dengan teori belajar
kognitif adalah bahwa proses belajar sangat ditentukan oleh
sistem informasi yang dipelajari. Cara belajar secara sibernetik terjadi jika
peserta didik mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan
dengan informasi tersebut. Hal yang terpenting dalam teori ini adalah “Sistem
Informasi” yang akan menentukan terjadinya proses belajar. Menurut teori ini, tidak
ada satupun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebuah informasi
mungkin akan dipelajari oleh seorang peserta didik dengan satu macam proses
belajar, namun informasi yang sama mungkin akan dipelajari peserta didik yang
lain melalui proses belajar berbeda.
Abdul Hamid (2009: 47) menyatakan, menurut teori belajar sibernetik yang terpenting adalah “Sistem Informasi” dari apa yang akan dipelajari pembelajar, sedangkan bagaimana proses belajar akan berlangsung dan sangat ditentukan oleh sistem informasi tersebut. Oleh karena itu, teori ini berasumsi bahwa tidak ada satu jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Teori belajar sibernetik adalah teori belajar yang mementingkan proses pembelajaran dan menggunakan teknologi dalam mendapatkan informasi yang cepat dan tepat. Tujuan dari pada pelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima informasi dan mengkreatifkan instruktur di dalam pembelajarannya. Kemunculan teori belajar ini merupakan tuntutan masyarakat global akan pendidikan berkualitas yang berbasis teknologi informasi. Dapat mempermudah akses untuk memperoleh informasi, dan menghilangkan kemungkinan sulitnya belajar ketika pendidik tidak dapat hadir di kelas.