Manfaat Masase Bayi

MANFAAT MASASE BAYI

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak melalui fase-fase yang terinci, mulai dari saat mereka lahir. Sensitivitas suatu organ dalam fase pertumbuhan cepat terhadap pengaruh luar/lingkungan/ekosistem, menunjang maupun menghambat merupakan dasar biologis dari konsep periode kritis dimana anak dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensinya. Usia 0-3 tahun adalah usia periode kritis dan plastisitas yang tinggi dalam proses tumbuh kembang dan disebut periode zero to three (bawah tiga tahun) atau golden period (kesempatan emas) untuk meningkatkan kemampuannya. Karakteristik periode kritis dan plastisitas adalah pertumbuhan sel otak cepat, berlangsung dalam waktu yang singkat, peka terhadap stimulus dan pengalaman, fleksibel dalam mengambil alih fungsi sel disekitarnya dengan membentuk sinaps-sinaps serta sangat mempengaruhi periode tumbuh kembang selanjutnya. Makan pada periode ini harus mendapat perhatian yang serius dalam arti tidak hanya mendapat nutrisi yang memadai tetapi juga stimulasi dan intervensi dini untuk membantu meningkatkan potensi dengan memperoleh pengalaman yang sesuai tuntutan perkembanganya.

Alissa Putri (2009) dalam bukunya menulis manfaat pijat bayi untuk bayi dan ibu adalah sebagai berikut :

1.       Membuat bayi dan ibu semakin tenang dan nyaman

Bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik. Selain fisik, pijat juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure).

Field (2005) dalam studinya mengatakan, oksitosin sebagai hormon hipofisis yang menstimulasi kontraksi otot rahim dan sekresi susu ibu dilepaskan tidak hanya sebagai respon terhadap isapan selama pemberian ASI dan sebagai respon terhadap persalinan, melainkan juga dilepaskan oleh stimulasi yang tidak menyakitkan seperti sentuhan, kehangatan, dan usapan-usapan yang diberikan kepada bagian lain dari tubuh. Kadar oksitosin meningkat di plasma demikian juga di cairan serebrospinal (CSS) sebagai respon terhadap stimuluds-stimulus ini. Hal ini memberi efek meningkatkan relaksasi, rasa nyaman, dan interaksi sosial yang positif.

2.       Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih baik. Bayi menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI.

3.       Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) dan konsentrasi bayi

Neonatal menghabiskan kebanyakan periode perinatal dengan tidur. Neonatus cukup bulan umumnya tidur 70% dalam 24 jam, sedangkan bayi prematur tidur hingga 90% dalam satu hari penuh. Melatonin, hormon yang ada secara natural yang dilepaskan pada waktu malam dan berhenti dengan paparan terhadap cahaya, mempunyai peran dalam fungsi visual, cerebrovaskuler, reproduksi, neuroendokrinologis, dan neuroimunologis. Menurut Field (2005) bayi yang dipijat, dibandingkan dengan kelompok kontrol, mencapai penyesuaian siklus aktivitas istirahat mereka lebih menyenangkan pada usia 8 minggu dan produksi melatonin noktural yang lebih tinggi pada usia 12 minggu. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terapi pijat yang diberikan secara rutin waktu tidur bayi dapat menjadi sinyal sosial yang kuat yang dapat mempengaruhi perkembangan dari siklus tidur terjaga. Sehingga bayi yang terpenuhi kebutuhan tidurnya, saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor mendukung konsentrasi dan kerja otak bayi.

4.       Meningkatkan produksi ASI dan gerak peristaltik untuk pencernaan.

Pijat bayi dapat menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat bersistirahat dengan efektif, hal ini berdampak positif ketika bayi bangun dan membawa energi yang cukup untuk beraktivitas. Dengan aktivitas yang optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktivitas nervus vagus dalam menggerakkan sel peristaltik untuk mendorong makanan ke saluran pencernaan. Dengan semakin banyak dihisap, ASI pun terstimulasi untuk berproduksi. Field (2005) mengatakan, ketika ibu dan anak terjadi kotak kulit ke kulit setelah kelahiran (Inisiasi Menyusu Dini) terjadi pelepasan hormon oksitosin yang bersikulasi di hipofise posterior ibu. Selama periode ini tidak hanya mengakibatkan pengeluaran susu, namun juga menginduksi vasodilatasi (pelebaran saluran pembuluh) di kulit dada ibu. Ibu merasakan vasodilatasi ini sebagai kehangatan yang memperkuat sensasi relaksasi dan kenyamanan dan akan interaksinya dengan anaknya. Anak juga berespon terhadap kontak fisik dengan ibunya dengan menjadi tenang, seperti diekspresikan dengan tangisan yang lebih sedikit.

5.       Meningkatkan daya tahan tubuh

Pemijatan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal ini dibuktikan pada penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam seminggu selama satu bulan mampu meningkatkan jumlah dan toksisitas sel pembunuh alami (natural killer cells). Dengan demikian, kemungkinan penderita terkena infeksi sekunder berkurang.

6.       Memacu perkembangan otak dan sistem saraf

Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memacu proses myelinisasi (penyemburnaan otak dan sistem saraf) sehingga dapat meningkatkan komunikasi ke tubuh bayi dan keaktifan sel neuron. Myelinisasi yang berlangsung lebih cepat memungkinkan otak bayi semakin terpacu untuk berfungsi sempurna dalam mengkoordinasikan tubuh. Bayi lebih sigap dan lincah dalam menanggapi apa yang dihadapinya.

7.       Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel

Pemijatan dapat memperlancar proses pengangkutan oksigen ke sel-sel yang akan dituju. Pengangkutan oksigen ini penting agar sel-sel dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Aliran oksigen ke sel-sel saraf yang tidak lancar dapat menyebabkan rasa sakit, menurunnya konsentrasi, dan kesiagaan. Stimulasi pemijatan juga memperlancar mengalirnya nutrisi ke seluruh sel. Nutrisi ini penting agar sel-sel dapat tumbuh dan menjalankan fungsinya. Dengan pemijatan akan memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk ke otaknya. Salah satu zat penting yang dibawa oleh darah adalah oksigen. Ketika suplai oksigen untuk otak bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berpikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen otak yang terpenuhi. Terpenuhinya oksigen di otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin baik (Subakti, 2008)

8.       Membina kasih sayang orang tua dengan anak (bonding)

Ada dua istilah terkait ikatan antara anak dan orang tua, yaitu bonding dan attachment. Bonding merupakan perasaan kedekatan batin yang timbul pada diri orang tua terhadap bayinya. Sedangkan attachment adalah keterikatan bayi pada orang tuanya.

Ada dua pola utama pembentukan keterikatan antara bayi dan ibu yang ditemukan oleh Ainsworth (1978), yaitu secure attachment dan anxious attachment. Pada secure attachment, anak memiliki rasa aman setiap saat, karena yakin telah memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua. Ikatan ini lebih menjamin perkembangan bayi menjadi manusia berkepribadian baik, tangguh, mandiri, mencintai, dan rasa percaya diri pada lingkungannya. Sebaliknya, anxious attachment, anak memiliki perasan cemas dan gelisah karena kurang aman, kurang yakin bahwa ia dicintai, dan kurang mendapat perlindungan dari orang tua. Ikatan seperti ini bisa berpengaruh negatif karena menjadikannya sebagai manusia yang memiliki kesulitan tingkah laku, yang bersumber pada gangguan emosional. Agar anak memiliki secure attachment, maka diperlukan bonding yang baik, yang muncul jika bayi diberi sentuhan, belaian, dan pijatan yang disertai kasih sayang orang tuanya. (Hamasah, Putri. 2010).

Terakhir diperbaharui: Saturday, 19 April 2025, 11:50