Pandangan Retorika terhadap Pembicaraan

Pembicaraan adalah bentuk bahasa yang mengemban gagasan pembicaraan yang terpilih. Bentuk bahasa yang dimaksud dapat dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan. Yang harus dipahami adalah bahwa bahasa tidak pernah sama dengan gagasan yang diwadahinya. Retorika selalu mengingatkan agar orang tidak mengidentikkan pembicaraan dengan gagasan. Jika kedua hal ini disamakan, maka akan menutup hadirnya pembicaraan yang lain dengan gagasan yang sama. Selain itu, jika keduanya disamakan, maka akan menimbulkan penilaian yang tidak objektif, misalnya pembicaraan tentang Pancasila yang hanya diucapkan oleh Bung Karno lah yang baik, pembicaraan tentang Pancasila yang diucapkan oleh orang lain itu jelek. Di sini sudah terjadi pengidentikan antara pembicaraan dengan gagasan.

Menurut pandangan retorika, sebuah pembicaran dikatakan baik kalau di satu pihak ia mampu secara tepat mewadahi gagasan pembicara, dan di pihak lain ia mampu menungkapkan kembali gagasan tersebut pada lawan bicaranya serta membuat lawan bicara bersedia untuk bekerja sama. Untuk mencapai hal tersebut, menurut retorika, caranya adalah dengan mempersiapkan, menata, dan menampilkan pembicaraan seefektif mungkin. Tiga


tahapan inilah minimal yang harus dikuasai oleh seorang pembicara jika ia ingin berhasil dalam berbicara.
Last modified: Thursday, 26 September 2024, 10:25 AM