2.2 Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik

Setelah diuraikan pengertian supervisir secara umum, tentu perlu pula dipaparkan pengertian supervisi manajerial dan supervisi akademik. Hal ini sesuai dengan dimensi kompetensi yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar pengawas Sekolah/Madrasah Dalam peraturan tersebut pengawas satuan pendidikan dituntut memiliki Kompetensi  supervise manajerial dan supervisi akademik, di samping kompetensi kepribadian sosial, dan penelitian dan pengembangan.

Esensi dari supervisi manajerial adalah berupa kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap kepala sekolah. dan seluruh elemen sekolah lainnya di dalam mengelola, mengadministrasikan dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah, sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah serta memenuhi standar pendidikan pendidikan nasional. Adapun supervisi akademik esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Peraturan Menteri ini juga mengisyaratkan bahwa dalam profesi pengawas di Indonesia secara umum tidak dibedakan antara supervisor umum dengan supervisor spesialis, kecuali untuk mata pelajaran dan atau jenis pendidikan tertentu. Sebagaimana dikemukakan oleh Made Pidarta (1995: 84-85) bahwa supervisor dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu supervisor umum dan supervisor spesialis. Supervisor urnurn tugasnya berkaitan dengan pemantauan pelaksanaan kurikulum serta upaya perbaikannya, dan memotivasi guru .untuk bekerja dengan penuh gairah dan menangani masalah - masalah pendidikan secara umum. Sedangkan supervisor spesialis lebih berkonsentrasi pada perbaikan proses belajar mengajar, terutama berkaitan dengan spesialisasi mereka. Mereka disebut pula dengan supervisor bidang studi, dan dipandang sebagai ahli dalam bidang tertentu sehingga rnampu mengembangkan materi, pembelajaran, media dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan.

Supervisi Manajerial

Di muka telah dijelaskan bahwa esensi supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervise ini ditunjukkan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen Sekolah, yang antara lain meliputi: (a) manajamen kurikulum dan pembelajaran, (b) kesiswaan, (c) sarana dan Prasarana, (d) ketenagaan, (e) keuangan, (f) hubungan Sekolah dengan masyarakat, dan (g) layanan khusus.

Dalam melakukan supervise terhadap hal-hal diatas, pengawas sekaligus juga dituntut melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar nasional Pendidikan yang meliputi 8 komponen : (a) standar isi, (b) standar Kompetensi Lulusan, (c) standar proses, (d) standar Pendidikan dan tenaga Kependidikan, (e)stndar sarana dan Prasarana, (f) standar Pengelolaan, (g) standar Pembiayaan, dan standar Penilaian.

Tujuan supervise terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar Sekolah terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional Pendidikan. Salah satu focus penting lainnya dalam supervise manajerial oleh pengawas terhadap Sekolah, adalah berkaitan dengan Pengelolaan atau manajemen Sekolah. Sebagaimana diketahui dalam desa warsa terakhir telah dikembangkan wacana manajemen berbasis Sekolah atau (MBS), sebagai bentuk paradigma baru Pengelolaan dari sentralisasi kedesentralisasi yang memberikan otonomi kepada pihak Sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat (Sudarwan Damin, 2006: 4). Pengawas dituntut dapat menjelaskan sekaligus mengintroduksi model inovasi manajemen sesuai dengan konteks nya social budaya serta kondisi internal masing-masing Sekolah.

Supervisi Akademik

Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelaiaran (Daresh : 1989). Dengan dernikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai untuk kerja guru dalam mengelola proses pembelaiaran, melainkan rnembantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Meskipun demikian supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akadernik rnerupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987).

Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetaptan aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.

Sergeovanni (1987), menegaskan bahwa refleksi praktis Penilaian unjuk kerja guru dalam supervisi akademik  adalah melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan misalnya apa yang terjadi didalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan murid-murid didalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas didalam kelas itu yang berarti bagi guru dan murid yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Namun salah satu hal yang perlu ditegaskan disini, bahwa setelah melakukan Penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan rancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya. Dengan demikian melalui supervisi akademik guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.

Alfonso, firth, dan Neville 1981 menegaskan instructional supervision is herein devined as : behavior ovosiali designet by the organization that directly affcts teacer behavior in such a way to pacilitate pupil learning and achieve the goals of organization. Menurut Alfonso, firth dan Neville ada tiga konsep pokok kunci dalam pengertian supervise akademik.

1.      Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat,. dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989).

2.      Perilaku supenvisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain terebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.

3.      Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya. Secara rinci, tuiuan supervisi akademik akan diuraikan lebih laniut berikut ini. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980). Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, rnelainkan juga pada peningkatan komitrnen (commitrnen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat. Sedangkang menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat p ada ganbar 2.1.

 

a.       Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akadernik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui Teknik - teknik tertentu.

b.      Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman seiawatnya, maupun dengan sebagian murid - muridnya.

c.       Supewisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajanya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh - sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Alfonso, firth, dan Neville (1981) supervise akademik yang baik adalah seupervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan tersebut diatas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memberikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi merubah prilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan prilaku guru kearah yang lebih berkualitas akan menimbulkan prilaku belajar murid yang lebih baik. Alfonso, firth, dan Neville (1981) menggambarkan system pengaruh prilaku supervisi akademik sebagaimana gambar 2.2.


Gambar 2.2 tersebut dibawah ini memperjelas kita dalam memahami dalam system pengaruh prilaku supervise akademik. Prilaku supervisi akademik secara langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap prilaku guru. Ini berarti, melalui supervise akademik, supervisor mempengaruhi prilaku mengajar guru sehingga prilakunya semakin baik dalam mengelola proses belajar mengajar. Selanjutnya prilaku mengajar guru yang baik itu akan memperngaruhi perilaku belajar murid. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa tujuan akhir supervisi akademik adalah terbinanya prilaku belajar murid yang lebih baik.


Last modified: Tuesday, 15 August 2023, 1:59 PM