5.2 Efektivitas Supervisi

Indikasi supervisi dikatakan efektif, dilihat dari 4 hal yaitu:

a.    Pendelegasian

Supervisor harus dapat membawa timnya ke arah target atau sasaran yang ditetapkan, mendelegasikan tugas-tugas kepada para guru, staf atau pegawai terutama yang bersifat teknis lapangan.

b.    Keseimbangan

Supervisor harus dapat menyeimbangkan penggunaan otoritas seperti kapan menahan diri, kapan mengoptimalkan kreativitas guru atau staf atau pegawai, bersikap tegas, kapan harus memberi kesempatan guru atau staf atau pegawai menyampaikan pendapat, menerapkan contoh konkrit, menerapkan disiplin waktu.

c.     Jembatan

Supevisor harus dapat menyampaikan visi misi yang telah ditetapkan, harus dapat menyalurkan berbagai aspirasi guru, staf atau pegawainya, menemukan kepentingan bersama, melakukan pengambilan keputusan secara adil, dapat menanggulangi konflik.

d.    Komunikasi

Seorang supervisor seharusnya mampu berkomunikasi multi arah yang mencakup kemampuan mendengarkan keluhan, masukan dan pertanyaan para guru, staf, pegawai. Mampu mengkomunikasikan tugas-tugas secara efektif serta menggunakan bahasa yang baik dan jelas dalam melaksanakan tugas-tugas dan dapat dipahami oleh kemampuan berfikir, para guru atau staf atau pegawai.

Beberapa kenyataan di bidang mata pelajaran di sekolah-sekolah menunjukan bahwa,masih ada para sekolah (pelaksana supervisi mata pelajaran), baik itu Kepala Sekolah dan pengawas yang memahami supervisi identik dengan penilaian, atau inspeksi terhadap para guru.

Hubungan supervisor dan guru masih ada jarak yang jauh sehingga supervisi hanya sebagai alat untuk mencari kesalahan guru. Hal ini karena dalam praktik pelaksanaan supervisinya, mereka cenderung menilai dan mengawasi apa yang dikerjakan oleh guru, atau mencari cari kekurangan dan kesalahan para guru. Seringkali kekurangan ini diangkat sebagai temuan. Semakin banyak temuan, maka dianggap semakin berhasil para pelaku supervisi tersebut.

Pengawas menjadi efektif jika diperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya melakukan kajian komprehensif tentang Teknik supervisi yang digunakan oleh supervisor yang menggunakan pendekatan dengan cara melakukan observasi tanpa melakukan analisis dan interpretasi. Jika tahapan supervisi dibagi menjadi  tiga bagian (pembicaraan awal, observasi, analisis dan interpretasi serta pembicaraan akhir), maka supervisi dilakukan sebagai berikut :

1.    Pembicaraan awal

Dalam pembicaraan awal, supervisor "memancing " apakah dalam mengajar guru menemui kesulitan. Pembicaraan ini dilakukan secara informal.

2.    Observasi

Jika perlu bantuan, maka supervisor mengadakan observasi kelas. Dalam observasi supervisor masuk kelas dan duduk di belakang tanpa mengambil catatan. Ia mengambil kegiatan kelas.

3.    Analisis dan Interpretasi

Sesudah melakukan observasi, supervisor kembali ke kantor dan memikirkan kemungkinan kekeliruan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jika menurut supervisor, jika guru telah menemukan jawaban maka supervisor tidak akan memberi nasihat kalau tidak di minta.

4.    Pernbicaraan akhir

jika perbaikan telah dilakukan, Pada Periode tertentu guru dan supervisor mengadakan pembicaraan akhir. Dalam pembicaraan akhir, supervisor berusaha membicarakan apa yang sudah di capai guru, dan menjawab kalau ada pertanyaan dan menanyakan kalau guru-guru perlu bantuan lagi.

5.    Laporan

laporan disampaikan secara deskripsi dengan interprestasi berdasarkan judgement supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah atau atasan kepala sekolah ( Kadis ), untuk bahan perbaikan selanjutnya.

Last modified: Tuesday, 15 August 2023, 3:31 PM