10.1. Konsep Dasar Administrasi di Sekolah

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 23), organisasi adalah sebuah susunan kesatuan-kesatuan kecil yang membentuk satu kesatuan besar.  Organisasi menggambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masing-masing kesatuan. Organisasi dapat diartikan pula sebagai memberi struktur atau susunan terutama dalam penyusunan/ penempatan orang-orang dalam suatu kelompok, atau berarti juga menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusunlah pola kegiatan yang tertuju kepada tercapainya tujuan-tujuan bersama dari kelompok.

Menurut Mulyani (1983: 54), organisasi di bedakan menjadi dua, yakni: 1) organisasi makro dan 2) organisasi mikro. Organisasi makro adalah organisasi pendidikan dilihat dari segi organisasi pendidikan secara luas. Dalam struktur organisasi sebelum otonomi daerah organisasi pada tingkat makro dibedakan atas : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Pusat, Kantor Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten/Kotamadya dan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan. Organisasi pendidikan makro adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak pada unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara langsung proses belajar-mengajar.

Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat kepala sekolah, guru-guru, pegawai tata usaha, dsb., dan murid-murid, memerlukan adanya organisasi yang baik agar jalanya sekolah itu lancar kepada tujuanyaa. Menurut sistem persekolahan di negeri kita, pada umumnya kepala sekolah merupakan jabatan yang tertinggi di sekolah itu sehingga dengan demikian kepala sekolah memegang peranan dan pimpinan segala sesuatunya yang berhubungan dengan tugas sekolah ke dalam maupun keluar. Maka dari itu, dalam struktur organisasi sekolah pun kepala sekolah biasanya selalu didudukan di tempat yang paling atas.

Faktor lain yang menyebabkan perlunya organisasi sekolah yang baik ialah karena tugas guru-guru tidak hanya mengajar saja; juga pegawai-pegawai tata usaha, pesuruh dan penjaga sekolah, dll. Semuanya harus bertanggung jawab dan di ikut sertakan dalam menjalankan roda sekolah itu secara keseluruhan. Dengan demikian agar jangan terjadi overlapping (tabrakan) dalam memegang atau menjalankan tugasnya masing-masing, diperlukan organisasi sekolah yang baik dan teratur.

Dengan organisasi sekolah yang baik dimagsudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang sesuai dengan kecakapan dan fungsinya masing-masing. Tiap orang mengerti dan menyadari tugasnya dan tempatnya di dalam struktur organisasinya itu. Dengan demikian dapat dihindari pula adanya tindakan sewenang-wenang atau otoriter dari kepala sekolah, dan sebaliknya dapat diciptakan adanya suasana yang demokratis di dalam menjalankan roda sekolah itu.

1. Faktor yang mempengaruhi susunan organisasi sekolah

Bagaimana susunan organisasi sekolah yang baik yang dapat berlaku bagi semua jenis sekolah, tidak dapat ditentukan. Tiap-tiap sekolah memerlukan susunan organisasi yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Ini bergantung pada keadaan dan kebutuhan sekolah masing-masing. Namun, bagi sekolah-sekolah yang sejenis perlu adanya pola keseragaman dalam susunan organisasi sekolahnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan-perbedaan dalam suatu susunan organisasi sekolah (Ngalim Purwanto, 2012: 161), antara lain:

    • Besar kecilnya sekolah
    • Letak sekolah
    • Jenis dan tingkatan sekolah

2. Contoh struktur organisasi sekolah

Diatas telah dikemukakan bahwa untuk menyusun suatu pola otrganisasi sekolah yang dapat berlaku bagi semua jenis sekolah tidaklah mungkin. Tiap-tiap sekolah tidak sama keadaanya dan kebutuhanya. Meskipun demikian, untuk memberikan gambaran dan pengertian yang agak jelas, Ngalim Purwanto (2012: 162) menganggap perlu mengemukakan suatu susunan organisasi sekolah sebagai contoh, yaitu sebagai berikut :


Jika diperlukan di dalam tiap urusan dapat dibentuk seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing seperti:

Urusan kurikulum/pengajaran terdiri atas:

    • Seksi kesenian dan rekreasi.
    • Seksi perpustakaan.
    • Seksi pembinaan kegiatan ekstra kelas.

Urusan gedung dan perlengkapan sekolah terdiri atas:

    • Seksi kebersihan dan keindahan.
    • Seksi perlengkapan dan pemeliharaan alat.
    • Seksi kebun dan pertamanan.

Untuk seklah-sekolah yang kecil seperti SD yang hanya melmiliki beberapa orang guru, organisasi sederhana seperti berikut telah memadai

Perlu dijelaskan disini bahwa guru-guru yang titunjuk atau diserahi tugas memimpin seksi-seksi tersebut juga adalah guru-guru kelas. Pembagian tugas seksi-seksi disesuaikan dengan kecakapan dan kemampuan guru masing-masing. Agar tiap-tiap bagian atau seksi-seksi di dalam organisasi itu mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, maka sususnan organisasi itu perlu dilengkapi dengan job description yang jelas dan terinci: Penyusunan job description tersebut sebaiknya dilakukan dengan rapat secara musyawarah.

Selanjutnya, tiap bagian atau seksi diharuskan membuat “rencana kerja” terinci yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Dalam hal ini perlu diusahakan agar setiap rencana masing-masing bagian atau seksi itu tidak bertumburan satu sama lain, tetapi harus merupakan satu kesatuan yang harmonis yang disesuaikan kepada program sekolah pada umumnya.

3. Macam-macam Organisasi Pendidikan

a. Ada organisasi pendidikan makro

Organisasi pendidikan makro menggambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masing-masing kesatuan.

Komite Sekolah Kepala Sekolah Seksi kesejahteraan Seksi kesenian dan olahraga Seksi bimbingan murid Seksi kebersihan/ keindahan Guru Murid. Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertikal-horisontal antara kesatuan-kesatuan yang ada.

b. Organisasi pendidikan mikro

Organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak pada unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga sekolah tidak seluruhnya sama, disebabkan oleh kompleks tidaknya kegiatan dan tenaga yang ada atau sarana lain. Pengorganisasian suatu Sekolah tergantung pada jenis, dan jenjang sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi sekolah mengikuti ketentuan pemerintah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang susunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut.(bisa berubah setiap periode pemerintahan).

Dari struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lainnya di luar sekolah, Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan pendidikan harus diselenggarakan oleh kepala sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolahnya. Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan yang terarah memerlukan pendekatan manajemen yang efisien dan efektif.

Organisasi sekolah dilihat dari tingkatannya atau jenjang sekolah terdapat: tingkat prasekolah dan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah 'Dasar (SD), Sekolah Menengan Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta Perguruan Tinggi. Ditinjau dari jenis sekolah, dibedakan atas sekolah umum dan sekolah kejuruan, sedangkan ditinjau dari penyelenggara pendidikannya, terdapat sekolah negeri dan sekolah swasta.

Last modified: Tuesday, 30 November 2021, 9:00 PM