Tugas Etika Normatif
Tugas etika normatif ada 3 macam, diantaranya :
1. Berusaha menuangkan berbagai norma, peraturan, pernyataan kewajiban dan nilai moral yang membentuk norma-norma suatu masyarakat.
Contoh: seorang pengusaha Jepang berpendapat, bahwa ia wajib melakukan harakiri, karena ia telah membiarkan perusahaannya menjadi bangkrut dan dengan demikian mengecewakan kepercayaan pemegang saham.
Dapat diselidiki apakah pendapat semacam itu berlaku umum di Jepang? Sejak kapan pendapat itu berlaku? Apakah di Jepang juga ada yang menentang pendapat itu? Bagaimana pendapat orang tentang harakiri dalam masyarakat lain? Berbagai pertanyaan diajukan, hingga mendapat suatu kesimpulan, bahwa harakiri di Jepang norma yang dibenarkan.
Contoh: di dalam pola hidup tertentu manusia secara umum mengharapkan kebutuhan dasar dapat terpenuhi. Kebutuhan dasar itu mencakup sebagai berikut.
a. Cukup tersedia sandang, pangan, dan papan.
b. Terjamin keamanan terhadap dirinya.
c. Tidak adanya rasa takut untuk dirampok, ditodong, dan lain-lain.
d. Bebas memiliki sesuatu.
e. Dihargai dengan rasa hormat menghormati.
f. Bebas bergerak dan berpikir.
g. Rasa cinta terhadap sesama manusia dan lain-lain.
Jika kebutuhan dasar tidak terpenuhi, maka manusia merasa khawatir. Rasa khawatir itu mengakibatkan manusia merasa tidak puas pada pola yang telah ada yang ternyata tidak memenuhi kebutuhan dasar sehingga menghendaki suasana baru atau mungkin pola tbaru. Pola hidup ini merupakan struktur atau susunan etika yang hidup, yang diusahakan menuangkannya dalam norma.
2. Berusaha dengan berbagai cara membenarkan prinsip dasar moral. Suatu masyara.kat dapat memiliki berbagai norma moral yang konsisten atau tidak konsisten.
Dalam membentuk suatu sistem, filsafat moral berusaha membuat berbagai norma yang konsisten satu dengan yang lain. Sistem ini membentuk suatu teori moral.
Contoh: orang Irian Barat berpakaian adatnya di Jakarta akan dinilai sangat kurang sopan, tetapi tidak akan kita nilai sebagai kriminal. Tetapi menipu atau mencuri uang negara bermiliar rupiah atau menyiksa anak tidak bersalah kita anggap jahat.
Prinsip ini memungkinkan penjabaran perangkat norma-norma yang konsisten bagi masyarakat. Teori moral mengatakan perilaku menipu uang negara atau menyiksa anak dianggap tidak bermoral.
3. Meta etika erat hubungannya dengan etika normatif. Sampai taraf tertentu etika normatif dan etika deskriptif mencakup juga kegiatan meta etika.
Meta etika adalah studi tentang etika normatif. Ia kadang kala disebut etika analitis, karena ia menganalisis. Meta etika mengkaji makna istilah-istilah moral dan logika dari penalaran moral. Ia menanyakan misalnya apakah yang dimaksud dengan istilah ”baik” dan ”buruk” dalam arti moral dan apakah yang dimaksud dengan tanggung jawab moral, kewajiban moral, dan pengertian-pengertian sejenis itu. Makna suatu istilah tentang moral erat hubungannya dengan pemakaiannya sehari- hari.
Ada orang berpendapat bahwa makna suatu kata identik dengan kebiasaan pemakaian kata dalam kehidupan sehari-hari. Mengatakan apa artinya ”baik” mungkin berbeda daripada mengatakan hal apa atau tindakan apa adalah baik. Yang pertama adalah pertanyaan yang berhubungan dengan meta etika, sedang yang kedua berhubungan dengan etika normatif.
Contoh: apakah pengusaha Jepang wajib harakiri, dianggap baik jika perusahaannya bangkrut? Pertanyaan ini berhubungan dengan meta etika. Contoh lain: apakah seorang Batak mencuri ayam tetangganya dianggap baik untuk menghormati mertuanya?
Etika normatif mengatakan, tindakan harakiri bagi orang Jepang baik, jika perusahaannya bangkrut.
Demikian pula mencuri ayam bagi orang Batak dapat dimaafkan, jika ayam yang dicuri digunakan menghormati mertua.