Memperbesar Produksi/Pendapatan

Tiap-tiap pemimpin dan karyawan harus sadar, bahwa tugas utama ialah tercapainya target perusahaan yang telah direncanakan. Setiap karyawan secara langsung dan tidak langsung turut andil dalam mendorong kelancaran produksi, yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan bersama.

 

1.    Etika jabatan dalam hubungan dengan warga masyarakat

Para karyawan yang langsung berhubungan dengan anggota masyarakat harus sopan dalam pemberian pelayanan. Pelayanan yang diberikan beraneka ragam, seperti bidang keamanan, hokum, pendidikan, penerangan, surat-surat dll. Kewajiban para karyawan adalah memberikan pelayanan kepada warga atau nasabah sebaik mungkin, karena itulah tugas utamanya. Dalam pengertian pelayanan yang baik mencakup berbicara yang sopan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan warga atau nasabah secara jelas dan terang. Jangan berikan jawaban yang bertele-tele, hal ini disebabkan karena :

a.       Petugas kurang menguasai permasalahan, tetapi tidak mau mengakuinya

b.      Petugas sebenarnya tidak menyetujui keputusan yang harus ia laksanakan sebagai bawahan.

Jawaban harus singkat tetapi jelas, sebab harus diingat dan diperhatikan bahwa yang akan dilayani secara baik bukan hanya satu orang.

 

Karyawan harus mengetahui, bahwa tugasnya ialah memberikan pelayanan sebaik mungkin, bukan sebaliknya warga atau nasabah yang melayani karyawan agar urusan berjalan lancer. Hal ini bertentangan dengan etika jabatan.

 

2.    Hargailah waktu

Uang sangat penting, demikian juga waktu. Setiap karyawan harus melayani warga atau nasabah tepat pada waktunya. Jangan mereka menunggu berjam-jam atau dengan mudah mengatakan datang saja besok, pejabat sedang rapat atau masih sibuk.

 

3.    Jangan menuntut balas jasa, upeti atau uang pelican.

Kebiasaan memberikan balas jasa atau upeti lahir dalam suatu masyarakat feudal ataupun sejenis birokrasi patrimonial. Dalam masyarakat yang berstruktur birokrasi patrimonial, kedudukan raja sebagai cakrawati Negara dianggap sebagai wakil sang nata pengusaha khayangan di dunia, maka pemberian hadiah atau upeti bukan saja merupakan sesuatu yang halal atau wajar, tetapi menjadi suatu kewajiban yang suci. Masyarakat kita dewasa ini dalam pergaulan hidup masih dianggap mengandung pewarisan kebudayaan feodalistis. Demikian juga kebiasaan pemberian hadiah atau upeti tersebut masih melekat di kalangan pejabat atau karyawan. Para pejabat dalam memberi pelayanan seperti izin usaha sering memperoleh hadiah dari warga. Sulit menentukan maksud dan tujuan pemberian tersebut

4.    Memberi nasihat

Seandainya seorang pejabat memberikan nasihat-nasihat kepada seorang warga masyarakat dan nasihat-nasihat tersebut ternyata memuaskan dan bermanfaat sehingga memperoleh keuntungan bagi warga atau nasabah tersebut, timbul pertanyaan apakah warga atau nasabah tersebut mempunyai keharusan untuk memberi hadiah sebagai balas jasa kepada pejabat yang bersangkutan?

Tiap pejabat senantiasa memberi nasihat jika diminta, sebab sudah merupakan tugasnya. Umumnya nasihat yang diberikan oleh pejabat itu tidak mengikat dengan suatu persetujuan tertentu, bahwa pejabat akan diberikan honorarium sekian persen dari hasil keuntungan, jika kelak nasihat ini membawa keuntungan. Dengan demikian tidak ada alas an mengapa warga tersebut memberi hadiah.

Ditinjau dari segi ekonomi perusahaan, mungkin saja hadiah yang diberikan kepada pejabat sebagai hasil dari keuntungan tidak akan memberatkan bebab perusahaan. Mungkin orang berpendapat, bahwa hadiah dapat diterima selama tidak ada pihak yang dirugikan. Namun pejabat dalam hal ini dapat disamakan sebagai guru. Mendidik anak adalah kewajiban guru.

 

5.    Menunda pekerjaan

Sering pejabat dengan sengaja menunda-nunda sesuatu yang dilakukan dengan tujuan memperoleh suatu balas jasa yang tidak sah. Perilaku ini sebenarnya turut memperlambat pembangunan. Juga jika karyawan sengaja memberikan persoalan-persoalan menjadi terkatung-katung, kecuali bila mereka telah menerima uang pelican yang memuaskan.

 


Last modified: Sunday, 13 November 2022, 11:16 AM